BOYOLALI, RAKYATJATENG – Anggaran dana desa (DD) 2021 mendatang sedikit berkurang atau hanya Rp 216,9 miliar. Padahal, besaran DD yang menyasar 261 di Kota Susu tahun ini menyentuh Rp 219 miliar.
“Anggaran dana desa untuk 2021 memang lebih kecil dari tahun ini. Nominalnya turun setelah anggaran perubahan di APBN,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermasdes) Boyolali Purwanto.
Purwanto menambahkan, saat ini tidak ada desa yang masuk kategori tertinggal di Kota Susu. Sehingga jatah anggaran DD yang sebelumnya masuk kategori tertinggal, dialihkan ke kinerja aparatur desa.
Meski tidak ada kenaikan, namun jatah untuk tiap desa terbilang tinggi. Desa yang jatahnya paling sedikit saja, menerima sekitar Rp 728 juta. Sedangkan desa yang jatahnya terbanyak sekitar Rp 1,4 miliar.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) memastikan tetap menambah alokasi dana desa (ADD) tahun ini. ADD sekitar Rp 109,7 miliar, ditambah Rp 10 miliar. “Tahun ini ADD tembus 119,5 miliar. Salah satunya untuk menaikkan penghasilan tetap (siltap) kepala desa (kades),” terangnya.
Purwanto meminta pemerintah desa hati-hati dalam penggunaan anggaran. Hendaknya mengacu penanganan Covid-19 sekaligus pemulihan ekonomi warga. Bisa untuk peningkatan sarana prasarana yang menunjang peningkatan kegiatan ekonomi, pendidikan, dan sebagainya. “Tahun depan program bantuan kepada masyarakat yang terdampak Covid-19 masih dianggarkan,” urainya.
Selain itu, masing-masing desa diimbau meningkatkan manajemen pengelolaan. Sebenarnya, pengelolaan DD cukup sederhana. Dengan catatan, sesuai pedoman, transparan, dan akuntabel. Paling penting, seluruh prosesnya diketahui masyarakat. “Asal dikelola secara profesional dan penuh tanggung jawab, tidak akan timbul masalah,” bebernya. (rs/wid/per/JPR/JPC)