PURWOKERTO, RAKYATJATENG – Sebanyak 17 santri dari salah satu pondok pesantren di Kelurahan Purwanegara, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dinyatakan sembuh setelah terkonfirmasi positif COVID-19.
Hal ini dikatakan Bupati Banyumas Achmad Husein di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa (29/9/2020).
“Yang sudah sembuh ada 17 orang, laki-laki dan perempuan, serta usianya di bawah 65 tahun. Mereka sebelumnya menjalani perawatan di rumah sakit,” katanya.
Kendati telah dinyatakan sembuh, katanya, ke-17 santri tersebut tidak langsung dipulangkan, melainkan harus menjalani karantina lebih dulu agar kondisinya benar-benar sehat.
Disinggung mengenai kemungkinan adanya penambahan jumlah santri yang terkonfirmasi positif COVID-19, Bupati mengatakan pihaknya belum bisa memastikan karena masih dilakukan rekapitulasi.
Pemerintah Kabupaten Banyumas masih menunggu hasil tes usap terhadap 300 santri yang dilakukan setelah ditemukan 190 santri dari pesantren tersebut terkonfirmasi positif COVID-19.
Saat dilakukan tes usap yang pertama ditemukan 127 santri yang terkonfirmasi positif COVID-19.
Selanjutnya dilakukan tes usap tambahan dan hasil sementara terdapat penambahan 63 orang, sehingga di pesantren tersebut tercatat 190 santri yang terkonfirmasi positif COVID-19. Jumlah santri yang menjalani tes usap di pesantren tersebut hampir mencapai 600 orang.
Seperti diwartakan, selain di salah satu pesantren di Kelurahan Purwanegara, Kecamatan Purwokerto Utara, sebanyak 11 santri dari salah satu pesantren di Grumbul Ciwarak, Desa Karanggintung, Kecamatan Sumbang, Banyumas, juga terkonfirmasi positif COVID-19.
Terkait dengan hal itu, Pemkab Banyumas akan melakukan skrining kesehatan terhadap santri di berbagai pesantren sebagai upaya pencegahan COVID-19.
Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono mengatakan jika dalam skrining kesehatan tersebut terdapat santri yang memiliki gejala COVID-19 akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
“Pemeriksaan bagi santri yang mempunyai gejala, tidak dilakukan di pondok, tapi yang bersangkutan akan dibawa (ke rumah sakit). Jika hasilnya positif, barulah santri itu dikarantina,” tuturnya. (Antara)