WONOGIRI, RAKYATJATENG – Dua bocah balita di Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, ini sempat menyedot perhatian. Tidak hanya kembar identik, sepintas warna rambut dan kulit keduanya seperti keturunan Eropa. Padahal kedua orang tuanya asli warga setempat. Usut punya usut, kedua anak ini memiliki gen albino.
IWAN ADI LUHUNG, Wonogiri, Radar Solo
KEDUA bocah ini adalah Nadira Nur Ainiyah dan Nadia Nur Azahra. Lahir 17 Januari di Banten, tiga tahun lalu. Saat ini, keduanya tinggal bersama orang tua, kakak, dan neneknya di Dusun Gadungan, Desa Nambangan, Kecamatan Selogiri, Wonogiri, Jateng. Rumahnya terletak di pinggir jalan desa.
Saat Jawa Pos Radar Solo berkunjung ke rumah, keduanya tengah asyik bermain. Keduanya kompak mengenakan baju berwarna putih bergambar buah ceri. Bando senada juga terpasang di kepala kembar berambut putih itu.
Suratmi, 35, ibu kandung si kembar bercerita, dilihat dari riwayat keluarganya dan sang suami memang ada riwayat kembar. Meski begitu, mereka tak tahu apakah ada keluarganya yang albino seperti anak mereka.
“Yang lain kembar biasa, tapi anak kami albino sejak lahir. Gimana, Mas? Lucu kan?” kata dia di ruang tamunya.
Memang kedua anaknya sangat menggemaskan. Itulah yang membuat mereka viral. Bila diamati mereka memang terlihat seperti bule. Mulai dari kulitnya hingga sampai rambutnya yang putih. Mata keduanya juga seakan seperti memakai softlens. Padahal tidak.
Keduanya memiliki makanan kesukaan yang sama, yakni cokelat. Saat Jawa Pos Radar Solo memberikan cokelat, keduanya terlihat sangat riang. “Saat melihat mereka, kadang tidak percaya. Tapi mereka kan anak saya, kami sekeluarga mensyukurinya,” ucapnya.
Selain Nadia dan Nadira, istri dari Nunung Kristianto, 44, ini juga memiliki satu anak lagi. Kakak si kembar, Nabila Nur Cahyani saat ini sudah menginjak remaja, kelas VII SMP.
Berbeda dengan kedua adik kembarnya, Nabila tidak memiliki gen albino. Kulitnya sawo matang seperti kedua orang tuanya. Suratmi mengaku baru dua bulan ini kembali ke Kota Sukses. Sebelumnya, mereka tinggal di Banten. Keluarganya pulang dan menetap di Selogiri karena ingin mengurus nenek si kembar yang sudah sepuh.
Dia mengaku, saat mengandung si kembar tidak ada masalah pada kehamilannya. Hanya saja, dia tidak menyadari bahwa sedang hamil hingga usia kandungannya menginjak tiga bulan. “Lahirnya sesar. Pertama lihat, ya manusiawi kan terkejut, kok rambutnya putih. Tapi ternyata lucu-lucu si kembar ini,” bebernya.
Sementara itu, Nunung, ayah si kembar juga mengaku kaget saat kali pertama melihat kedua anaknya sesaat setelah lahir. Dia tak percaya buah hatinya lahir dengan kondisi albino. “Sempat membatin, kok anakku koyo ngene. Tapi dari omongan dokter katanya anak kami albino sempurna, mulus. Katanya jarang yang mulus begini. Saya juga bersyukur, si kembar tumbuh jadi anak yang lucu dan cantik begini,” urainya.
Dia mengaku, hampir setiap hari ada orang yang datang mampir ke rumahnya. Sekadar mengajak foto kedua putrinya. Menurut dia, keduanya juga mudah akrab dengan orang lain. Selain itu, dia juga sering mengajak si kembar berjalan-jalan. Namun, si kembar harus mengenakan jaket dan topi untuk melindungi kulit sensitif mereka.
Nunung bercerita, kerap kali dia dan istri disangka pengasuh anak bule. Banyak warga yang menanyakan hal itu. Bahkan, sering dia dan istrinya dianggap sebagai pengasuh kedua anak ini. “Ada yang komentar, ini anak bule ya. Lha bapak ibunya ke mana? Setelah kami jelaskan, banyak yang tetap tidak percaya,” ujar Nunung.
Sementara itu, dr Rika Kusumawardani Sp KK dari RSUD Soediran Mangun Sumarso Wonogiri menuturkan, albino adalah sebuah kelainan genetik. “Bukan penyakit menular ya, tidak perlu khawatir. Di tubuhnya memang ada faktor keturunan albino, entah orang tuanya atau kakek neneknya biasanya ada riwayat albino,” ungkapnya.
Dari foto yang dikirimkan oleh Jawa Pos Radar Solo, Rika menilai keduanya sangat menggemaskan dan seperti bule.
Menurut dia, albino lebih sensitif terhadap sinar matahari. Bila terkena sinar matahari, kulitnya lebih gampang memerah. “Bayi kalau lahir albino ketika tidak ada tanda-tanda membahayakan tidak masalah. Tidak perlu khawatir,” tutur Rika. (rs/ria/per/JPR)