SOLO, RAKYATJATENG – Sebanyak 25 civitas akademika Universitas Sebelas Maret (UNS) terkonfirmasi positif Covid-19. Mereka terdiri dari mahasiswa program pendidikan dokter spesialis (PPDS) Paru dan dosen yang bertugas di RSUD dr Moewardi. Saat ini, puluhan pasien tersebut tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) UNS.
Dekan Fakultas Kedokteran UNS Reviono menjelaskan, status terkonfirmasi positif Corona tersebut adalah hasil tracing pihak RSUD dr Moewardi setelah salah seorang residen paru dinyatakan positif Covid-19.
“Rabu (8/7) kemarin ada satu residen paru positif. Kemudian di-tracing semua orang yang kontak erat dengan dia. Ada 80 orang. Mulai dari teman-teman residen, dosen, sampai admin pegawai rumah sakit. Setelah semuanya melakukan tes swab, ada 25 orang yang positif,” beber Reviano, Sabtu (11/7), mengutip Jawa Pos Radar Solo.
Satu residen paru sebelumnya mengalami gejala batuk dan demam tinggi. Keluhan tersebut kemudian dilaporkan ke dosen pembimbingnya. Setelah diperiksa dan di-rontgen, ada kelainan di dalam paru-parunya. Dilanjutkan tes swab dan hasilnya positif terpapar Covid-19.
“Ini karena dia melayani pasien Covid-19. Saat ini dia dalam kondisi baik,” ungkapnya.
Puluhan civitas akademika UNS tersebut kini dirawat di RS UNS sampai kondisinya benar-benar dinyatakan negatif Covid-19. Reviono memprediksi masa perawatan paling lama tiga pekan. Namun dia berharap bisa lebih cepat pulih lantaran jumlah pasien Corona yang perlu perawatan dokter paru semakin bertambah.
“Umumnya perawatan selama tiga pekan. Meskipun selama lima hari sejak dirawat sudah fit. Tapi untuk memastikan negatif (Covid-19) perlu waktu lama. Problem-nya, ketika residen paru positif, maka akan berpengaruh terhadap perawatan pasien di rumah sakit. Karena mereka yang berada di garis terdepan. Berbeda dengan residen lain yang tidak menangani pasien Covid-19,” bebernya.
Reviono yang juga pembimbing PPDS Paru telah menjalani swab test dan hasilnya dinyatakan negatif Covid-19.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 RS UNS Tonang Dwi Ardyanto menuturkan, puluhan pasien tersebut datang sejak Kamis-Sabtu (9-11/7) secara bertahap. Dia menegaskan, dipilihnya perawatan di RS UNS bukan karena RSUD dr Moewardi penuh. Namun, untuk berbagi tugas antarrumah sakit.
“Karena mereka adalah orang UNS, maka kami rawat di RS UNS. Agar (RSUD dr) Moewardi bisa merawat pasien di Solo dan sekitarnya. Bahkan juga rujukan di Jawa Tengah. Jadi Moewardi tetap bisa menerima pasien. Bukan karena penuh,” urainya.
Ditandaskan Tonang, puluhan pasien tersebut dalam kondisi baik. Mayoritas tanpa gejala dan beberapa mengalami gejala ringan. Seperti radang tenggorokan dan batuk. “Treatment yang kami lakukan sesuai dengan arahan Kementerian Kesehatan. Kami isolasi hingga pulih dan dinyatakan negatif. (aya/wa/ria)
(rs/aya/per/JPR/JPC)