Sepeda Berbahan Kayu Bekas: 1 Unit Dibuat Sebulan, Ditawar Jutaan Rupiah

  • Bagikan
Teguh Rahayu menunjukkan sepeda dari bahan kayu karya dia, Selasa (7/7). (ARIEF BUDIMAN/RADAR SOLO)

SUKOHARJO, RAKYATJATENG – Terinspirasi dari berita di salah satu media televisi, warga Grogolan, Desa Pucangan, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah ini berhasil membuat sepeda berbahan kayu jati dan mahoni bekas.

RYAN AGUS, Sukoharjo, Radar Solo

TEGUH Rahayu sudah menekuni pembuatan sepeda dari bahan kayu bekas ini selama setahun terakhir atau jauh sebelum pandemi Covid-19 merebak. Sampai saat ini sudah ada tiga sepeda hasil karyanya berbahan kayu mahoni bekas.

“Waktu itu saya sekilas melihat berita di televisi ada yang buat sepeda berbahan kayu. Dari situ isi muncul ide untuk membuat itu,” ujar Teguh, Selasa (7/7).

Usai muncul ide, Teguh kemudian mencari material bahan kayu di kebun-kebun sekitar tempat tinggalnya. Bahkan, Teguh sering kali diberi kayu yang akan dijadikan kayu bakar oleh tetangganya. Namun, diberikan secara gratis.

“Yang di kebun dan milik tetangga kebanyakan bakal untuk kayu bakar. Lalu kayu saya potong, kemudian dibawa ke tempat penggergajian, setelah itu saya proses di rumah,” tuturnya.

Pada awal membuat sepeda itu, dia mengaku sempat kesulitan. Bahkan, satu sepeda memakan waktu hingga sebulan lebih. “Paling rumit mengerjakan roda dan jeruji. Awal dulu bisa selesai sebulan lebih. Sekarang sebulan sudah jadi,” ujarnya.

Selain bermodalkan kayu bekas, Teguh menambahkan beberapa perlengkapan seperti gear, rantai sepeda, lampu sepeda, roda, pedal, ban luar, dan ban dalam. “Sejak dulu sepeda saya kerjakan seorang diri. Hanya butuh gergaji, cat, dan amplas untuk membentuknya,” ungkap Teguh.

Apakah karya sepedanya untuk koleksi atau dijual? Teguh mengaku kalau ada pembeli dengan harga yang cocok, maka dia pun rela melepasnya. Sayangnya, sampai saat ini pembeli yang datang menawar di bawah harga yang dipasang.

“Kalau ada yang mau membeli, saya lepas minimal Rp 5 juta. Di bawah harga itu, tidak akan saya tanggapi. Dulu pernah dinego Rp 4 juta, namun tak jadi,” ujarnya.

Saat ini, pria kelahiran 13 Februari 1971 itu hampir menyelesaikan sepeda keempat. Sebelum ada yang beli, sepeda karyanya ini sering dinaiki untuk mengisi waktu olahraga setiap Minggu. “Yang satunya masih tahap proses. Roda belakang dan depan sudah siap, tinggal pembentukannya,” ujarnya. (*/bun/ria)

(rs/ria/per/JPR/JPC)

  • Bagikan