SOLO, RAKYATJATENG β Program buy the service tak hanya menyokong layanan Batik Solo Trans (BST). Program serupa bakal diterapkan pada angkutan pengumpan (feeder). Pemerintah pusat telah memberikan sinyal positif. Sebab itu, pemkot bakal lebih tegas menindak pelanggaran operasional BST. Di antaranya armada yang nekat disewakan.
βBST pakai buy the service, ini kami usulkan feeder-nya sekalian. Sudah disetujui (pemerintah pusat). Tinggal mematangkan persiapannya,” terang Walikota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo, kemarin (6/7).
Mengingat ada subsidi beli layanan pada feeder, operasionalnya mirip dengan BST. Sopir tak perlu saling salip untuk kejar setoran karena pendapatan dihitung dari kilometer yang ditempuh.
“Pokoknya tak ada alasan untuk saling salip dan ugal-ugalan di jalan. Yang pasti jangan sampai (armada feeder) disewakan lagi,β tegas wali kota.
Bila kedapatan masih ada praktik penyewaan armada feeder ketika diterapkan buy the service, maka armada bersangkutan bakal ditarik dan tidak akan dikembalikan pada driver. Saat ini, pemkot sudah menarik tiga unit armada BST karena terbukti disewakan.
Walikota juga meminta Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surakarta menyiapkan opsi armada cadangan feeder guna mengantisipasi kekosongan ketika ada unit yang menjalani perbaikan.
Kepala Dishub Kota Surakarta Hari Prihatno mengungkapkan, pihaknya merencanakan perubahan rute feeder. “Semenatara ini kan masih delapan koridor. Nanti setelah buy the service diterapkan, disesuaikan jadi enam rute,β terang dia.
Saat ini, terdapat 101 armada feeder yang beroperasi di Kota bengawan. Sebanyak 20 unit di antaranya melayani perjalanan anak sekolah. Saat penerapan buy the service, jumlah armada feeder yang dioperasikan menyusut, mengingat fungsinya sebagai penunjang layanan BST.
“Nanti segera lelang untuk operatornya. Modelnya sama dengan operator pengelolaan BST. Nanti arahnya feeder juga seperti itu,” pungkasnya. (ves/wa/ria)
(rs/ves/per/JPR/JPC)