Soal Demo di Uniba Solo, Ini Tanggapan Dewan Pembina Yayasan

  • Bagikan
Mahasiswa menyegel kampus karena pihak yayasan tak juga mendengar aspirasi mereka. (DAMIANUS BRAM/RADAR SOLO)

SOLO, RAKYATJATENG – Dewan Pembina Yayasan Perguruan Tinggi Islam Batik (YAPERTIB) Solichul Hadi Ahmad Bakri menanggapi aksi demo lanjutan yang digelar mahasiswa, karyawan, dosen hingga pihak rektorat Universitas Batik (Uniba) Surakarta, Selasa (30/6). Menurut dia, sejumlah tuntutan yang disampaikan massa aksi itu salah.

Solichul menyatakan telah menindaklanjuti tuntutan mahasiswa yang berkaitan dengan pelayanan dan telah disampaikan pada pihak rektorat. Solichul juga mengaku gaji karyawan telah dibayarkan penuh sejak Februari.

“Tapi kalau tiba-tiba (rektor) mengundurkan diri karena merasa gagal dalam menyampaikan, ya itu hak personal beliau (rektor). Namun, jika dikatakan sentralistik, sepertinya tidak. Karena kita telah memiliki statuta perguruan tinggi swasta (PTS). Di mana yang tri darma perguruan tinggi, silakan rektorat. Tetapi kalau terkait penambahan sarana prasarana kita dan RAB, itu hanya diprioritaskan saja,” terangnya.

Menurut Solichul aksi ini akan membawa perubahan yang lebih baik bagi rektorat maupun yayasan. Pihaknya akan melakukan evaluasi menyeluruh dan merundingkan dengan jajaran senat. Solichul juga menanggapi tuduhan nepotisme dan memintanya mundur dari jabatan dewan pembina.

“Kalau menuntut yayasan mundur, itu salah tuntutannya. Orang lembaga ini miliknya yayasan. Ini kan PTS. Karena ini yayasan juga sudah ada aturannya dari Dirjen Dikti Kemendikbud. Kalau saya dituntut mundur, ya gimana nantinya? Orang ini kepemilikan kok,” terangnya.

Solichul mengklaim, pihaknya juga telah merealisasikan tuntutan pemotongan uang kuliah tunggal (UKT) sebesar 10 persen. Namun, hal tersebut dinilai belum menjamin mahasiswa di tengah kondisi krisis pandemi. Yayasan lantas menyiapkan skema tentang beasiswa.

“Nanti kalau sudah agak redam, akan kami ajak bicara lagi (aliansi aksi). Karena kita ini yayasan wakaf kok. Kalau mau dibilang nepotisme, ya sejak dulu saya masuk itu bisa dibilang nepotisme. Tapi kita profesional kok. Karena ini turunannya dari kolegial kolektif koperasi Batik. Jadi bukan nepotisme. Karena kebetulan yang dimasukan yang memiliki integritas. InsyaAllah itu bukan nepotisme,” pungkasnya. (rgl/ria)

(rs/rgl/per/JPR/JPC)

  • Bagikan