MAGELANG, RAKYATJATENG – Kasus Covid-19 di Kota Magelang terendah di Jawa Tengah. Namun Walikota Magelang Sigit Widyonindito mengaku kesulitan merumuskan kebijakan untuk membuka kembali aktivitas sekolah di tengah pandemi Covid-19.
“Anak-anak sekolah ini perlu perumusan yang tidak gampang. Tidak gampang,” katanya, kemarin.
Pembukaan sekolah dibutuhkan persiapan yang matang. Karenanya ia butuh masukan dari segala arah, agar bisa seperti yang diharapkan. “Karena anak-anak harus selamat, harus happy dan harus sehat,” imbuhnya.
Sigit mengakui punya kekhawatiran. Ribuan pelajar di Kota Magelang memiliki karakter yang beda-beda. Terutama anak-anak di jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai sekolah dasar yang masih senang bermain. “Anak-anak nggak ketemu temannya tiga bulan, kalau ketemu mereka bisa saja rangkul-rangkulan, dan sebagainya,” tuturnya.
Ia pun tidak mau, ada pelajar di Kota Magelang nantinya terpapar Covid-19. Tempat cuci tangan yang memadai dan handsatizer harus tersedia di sekolah. “Kesehatan dan keselamatan anak ini nilainya mahal. Saya eman-eman dengan mereka (kalau sampai ada yang terkena Covid-19, Red),” ucapnya.
Dia juga minta pihak sekolah dengan kemandirian ikut menganggarkan penanganan Covid-19 agar sinergitas dalam pencegahan dan penanganan Covid-19 di lingkungan sekolah maksimal.
Seorang warga Kecamatan Magelang Tengah, Wulan, 45, khawatir jika sekolah dibuka kembali dalam waktu dekat. Ibu tiga anak ini takut jika pengawasan sekolah lemah terhadap para peserta didik.
“Takut, karena anak kecil belum tahu jaga jarak dan menjaga kebersihan diri saat bermain dengan teman-temannya. Susah pakai masker, dan sering dicopot-copot. Semoga ada alternatif yang baik, jika memang sekolah harus dibuka lagi,” akunya. (put/ton/bas/JPC)