SEMARANG, RAKYATJATENG – Di tengah pandemi virus corona, BC (43) melakukan tindakan tak terpuji. Warga Kemijen Semarang Timur, Kota Semarang, Jawa Tengah, ini dilaporkan oleh HM, perawat di Klinik Pratama Dwi Puspita karena melakukan pemukulan, Kamis 9 April 2020, lalu.
Aksi pemukulan itu sempat terekam kamera CCTV dan kemudian viral di media sosial.
Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Iskandar Fitriana Sutisna menyampaikan, penyidik dari Polrestabes Semarang telah melakukan penangkapan dan penahanan kepada terduga pelaku penganiayaan.
“Kejadian ini bermula dari pelaku yang berbobat di Klinik Pratama Dwi Puspita, Semarang Timur. Karena tidak memakai masker, pelaku diingatkan oleh korban namun tidak mau. Saat itulah pelaku melakukan pemukulan terhadap korban di bagian kepala. Kemudian korban yang mengalami trauma dan pusing melaporkan kejadian ini ke Polsek Semarang Timur Polrestabes Semarang,” kata Iskandar di Mapolda Jateng, Minggu (12/4/2020).
Ia menambahkan, menindaklanjuti laporan tersebut, penyidik segera bergerak cepat dengan melakukan pemeriksaan saksi dan mengumpulkan barang bukti termasuk rekaman CCTV.
“Setelah melaksanakan gelar perkara dan kita tangkap. Pelaku ditetapkan sebagai tersangka penganiayaan dan dilakukan penangkapan dan penahanan. Pelaku akan dijerat dengan pasal 351 KUHPidana dengan ancaman hukuman 2 tahun 8 bulan penjara,” ungkapnya.
Secara tegas Iskandar menyayangkan aksi penganiayaan tersebut. Apalagi tindakan penganiayaan pelaku terhadap perawat tersebut dilakukan di tengah pandemi virus corona.
Ia berharap, masyarakat benar-benar mentaati kebijakan pemerintah ditengah pandemi virus corona, salah satunya menggunakan masker.
“Jika harus meninggalkan rumah, harus menggunakan masker. Ini merupakan salah satu langkah untuk memutus rantai penyebaran virus corona,” katanya.
Terpisah, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengaku prihatin terhadap kejadian pemukulan terhadap seorang perawat di klinik Pratama Dwi Puspita yang dilakukan oleh warga Kemijen, Semarang Timur tersebut.
Menurut Hendi, sapaan akrabnya, kejadian tindakan tidak terpuji itu menjadi pembelajaran bagi warga yang lain untuk mematuhi aturan yang ada.
“Saya rasa ini jadi pelajaran yang sangat berharga. Kami sekali lagi meminta untuk mematuhi aturan yang ada. Tenaga medis telah mengorbankan tenaga dan pikiran.
Maka, seluruh warga Semarang ikuti masukan tim medis. Anda ke klinik harus jaga jarak. Anda ditegur pakai masker ya harus pakai masker,” pintanya.
Hendi pun meminta maaf atas kejadian arogansi warga Semarang yang telah melakukan pemukulan terhadap tenaga medis. (Sen)