PSIS Semarang Beberkan Skenario Terburuk Jika Liga 1 Dihentikan Permanen

  • Bagikan
PSIS saat turun di ajang Pala Indonesia 2019. Dibutuhkan turnamen serupa jika nantinya Liga 1 2020 dihentikan secara permanen. (Baskoro Septiadi/ Jawa Pos Radar Semarang)

SEMARANG, RAKYATJATENG – PSIS Semarang menyambut baik kabar akan adanya turnamen pengganti Liga 1 jika nantinya kompetisi kasta tertinggi di Indonesia itu dihentikan secara permanen.

Pasalnya langkah tersebut sangat ditunggu oleh klub yang mulai cemas dengan ketidakjelasan nasib kompetisi akibat pandemi korona.

CEO PSIS, Yoyok Sukawi menuturkan pihaknya bersama dengan Menpora telah melakukan dengar pendapat bersama Ketua Umum PSSI, Muchammad Iriawan terkait kelanjutan Liga 1.

Jika sampai September status darurat BNPB tidak dicabut, bisa jadi pelaksanaan Liga 1 akan dihentikan secara permanen. Maka dari itu, induk sepakbola Indonesia tersebut menggulirkan ide kompetisi pengganti. Untuk dapat menggantikan liga yang terhenti.

“Kalau tidak kunjung membaik, Liga 1 jadi kurang waktu untuk pelaksanaanya. Maka dari itu pak Iwan Bule (Ketum PSSI, red) usul kompetisi pengganti yang bisa dilaksanakan dalam waktu singkat,” ujarnya.

Pihaknya menjabarkan kompetisi yang dimaksud PSSI sendiri seperti halnya Piala Presiden. Dimana hanya membutuhkan waktu pelaksanaan tiga sampai empat bulan saja. Sehingga cukup waktu untuk diadakan sampai akhir musim 2020.

Mendengar hal tersebut, Yoyok mengaku menyambut baik ide yang diberikan PSSI. Pasalnya langkah tersebut dapat menjadi alternatif jawaban. Sehingga para pelatih dan pemain tidak menggangur selama satu musim.

”Saya setuju. Kasihan pemain kalau nganggur. Jadi adanya kompetisi pengganti bisa memgembalikan pemasukan pemain yang kosong selama libur kompetisi,” lanjutnya.

Dirinya menambahkan manajemen PSIS sendiri sudah mengantisipasi bilamana Liga 1 terpaksa dihentikan secara permanen.

Pihaknya telah membuat rencana memberikan tali asih tiap bulan kepada para pemainnya. Meskipun terbatas, ia berharap bantuan tersebut dapat meringankan beban pemain akibat penghentian kompetisi.

“Ya walaupun hanya untuk keperluan dasar rumah tangga, semoga saja bisa membantu para pemain kita,” pungkasnya.

Disisi lain, para pemain Mahesa Jenar saat ini masih menjalani program latihan mandiri di rumah masing-masing. Staf pelatih masih rutin memberikan program latihan bagi Wallace Costa dkk.

Asisten Pelatih PSIS Semarang, Imran Nahumarury menuturkan pihaknya telah membuat dua skenario latihan mandiri bagi anak asuhnya.

Bagi pemain yang bertempat tinggal di zona merah, mereka wajib melakukan latihan dari rumah dan tidak diperkenakan keluar untuk keperluan tidak penting.

Sedangkan diluar zona merah, pemain masih boleh melakukan latihan di lapangan sekitar tempat tinggal mereka.

”Sementara kita lakukan dulu instruksi pemerintah dengan latihan di rumah. Sampai keadaan lebih baik dan masa depan kompetisi menjadi lebih jelas,” pungkasnya. (akm/bas/JPC)

  • Bagikan