JAKARTA, RAKYATJATENG – Pekerjaan rumah polisi untuk mengungkap pelaku penembakan saat kerusuhan 21-22 Mei masih panjang. Upaya membuat sketsa wajah pelaku menemui kendala.
Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menjelaskan, pelaku memiliki ciri-ciri berambut gondrong dengan tinggi sekitar 175 cm. Dari keterangan dua saksi mata, pelaku diketahui berkulit gelap. “Namun, polisi menemukan saksi lainnya yang juga melihat pelaku,” katanya.
Dengan demikian, ada tiga saksi yang melihat langsung kejadian tersebut. Artinya, upaya menggambar wajah pelaku melalui sketsa menjadi lebih mudah. Keterangan tiga saksi bisa saling menyempurnakan. “Ketiganya sebut ciri-cirinya memang sama,” tuturnya.
Namun, dalam rekaman closed circuit television (CCTV) yang diperoleh penyidik, tidak terlihat wajah pelaku. Polisi pun sulit menerapkan face recognition atau mengenali identitas melalui deteksi wajah. “Yang terlihat di CCTV hanya saat korban Harun terjatuh setelah tertembak,” ungkap Dedi.
Dia menjelaskan, pekerjaan polisi masih banyak dalam menuntaskan kasus tersebut. Sebab, lokasi penembakan terhadap korban berbeda-beda. Jaraknya juga berjauhan. Dengan begitu, ada kemungkinan pelaku penembakan lebih dari satu orang. “Empat TKP jauh-jauh,” jelasnya.
Untuk korban lain, kata Dedi, satu saksi melihat peristiwa penembakan di depan kantor pemadam kebakaran. Saksi tersebut masih diperiksa. “Masih didalami bagaimana yang dilihat saksi,” terangnya.
Dedi menjelaskan, saat ini polisi juga tengah mengejar salah seorang komandan lapangan kerusuhan 22 Mei di Jawa Barat. “Ini yang melakukan provokasi agar terjadi kerusuhan,” paparnya.
Bila komandan lapangan tersebut tertangkap, polisi bisa mendalami pelaku lain yang tingkatnya lebih tinggi.
(JPC)