KENDAL, RAKYATJATENG – Bupati Kendal, Jawa Tengah, Mirna Annisa, melaporkan sebuah akun sebuah media sosial (medsos) dengan nama Urip Bebengan (bukan nama asli) ke Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Kendal. Pelaporan itu menyusul unggahan pelaku di group facebook yang dianggap menghina Bupati.
Pelaporan dilakukan karena pengguna akun tersebut telah melakukan penghinaan terhadap dirinya dengan memposting tulisan yang dinilai tidak etis di sebuah group facebook.
Atas kasus tersebut, Mirna menyerahkan proses hukumnya kepada pihak berwajib. “Namanya orang hidup itu ada yang suka dan tidak. Tinggal kitanya menjaga dan berhati-hati. Kenapa akun itu dilaporkan, karena menurut saya ini bukan sekedar berbicara apa. Akan tetapi di postingan akun itu ada kalimat yang tidak etis secara norma,” katanya, Selasa (18/6) seperti dilansir Radarpekalongan.co.id.
Mirna mengaku tidak mengetahui apa motif atau tujuan unggahan kalimat yang tidak etis yang ditujukan kepadanya oleh pemilik akun Urip Bebengan di facebook. Dia menilai postingan tersebut telah merendahkan harga dirinya.
“Infonya, (pelaku) sudah ditangkap, tapi saya belum lihat wajahnya. Saya apresiasi polisi yang bergerak cepat melakukan penyelidikan hingga penangkapan pelaku. Soal nama, saya belum tahu. Begitu juga dengan motif dan tujuanya apa,” terangnya.
Menurut Mirna, tidak ada larangan bagi siapapun untuk mengunggah konten di media sosial. Hanya saja, karena ada konsekuensi atas setiap postingan, maka sebaiknya kontennya positif dan membangun. Sebaliknya, dia menghimbau pengguna medsos untuk tak mengunggah konten yang menghina dan menyudutkan orang lain, terlebih jika itu mengandung unsur sara yang bisa memicu perpecahan.
“Buat saya, dalam berkomunikasi itu harus tahu batasannya, yakni sesuai dengan etika dan norma yang ada. Jangan menyinggung dengan menghina sesorang. Kan kita tidak pernah tahu perjalanan kehidupan seseorang,” ujarnya.
Sebagai manusia yang beragama, bermoral, dan berbudaya, pesan Mirna, maka seyogyanya bersama-sama memahami meningkatkan kualitas dan mutu masing-masing. Karena hal itu jauh lerbih baik yang kemudian bersatu untuk satu kebaikan.
“Lebih cerdas dan cermatlah dalam bermedsos. Kalau bisa, ya mendatangkan manfaat, bukan malah mendatangkan madharat. Secara pribadi saya maafin. Tapi mohon maaf, saya kan punya anak yang sudah beranjak besar dan bisa mengakses media sosial. Ketika melihat postingan itu tentu akan bertanya kok bunda diomongi gini,” pungkasnya. (lid/RP)