RAKYATJATENG – Kim Jong Un melakukan perjalanan dengan kereta api dari Pyongyang menuju Vladivostok untuk bertemu dengan pimpinan Rusia Vladimir Putin. Kedua pemimpin antara lain akan membahas denuklirisasi Korea Utara.
Pimpinan Korea Utara Kim Jong Un yang melakukan perjalanan dengan kereta api khusus, dilaporkan sudah menyeberang perbatasan ke Rusia Rabu pagi (24/4) di negara bagian Primorsky.
“Saya senang berada di Rusia,” kata Kim kepada para pejabat Rusia setempat, setelah tiba di Stasiun Khasan di selatan Primorsky. Dia disambut Wakil Menteri Luar Negeri Igor Morgulov dan Menteri untuk Timur Jauh, Alexander Kozlov.
“Ini baru langkah pertama,” tambah Kim Jong Un. Foto-foto yang dipublikasikan di situs web pemerintah setempat menunjukkan Kim turun dari kereta dengan tersenyum lebar dan disambut para pejabat tinggi Rusia.
Kantor berita Rusia TASS sebelumnya melaporkan, Kim berencana mengunjungi rumah kayu yang dibangun di perbatasan pada kunjungan kakeknya, Kim Il Sung, ke Rusia tahun 1986.
Kunjungan pertama
Dari stasiun Khasan, kereta api anti peluru yang ditumpangi Kim Jong Un akan melanjutkan perjalanan selama tujuh jam ke Ussuriysk, di mana dia akan beralih ke jalur kereta api Trans-Siberia yang menuju ke kota pelabuhan timur Vladivostok. Kim Jong Un dijadwalkan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin hari Kamis (25/4) dan akan berada di Rusia sampai hari Jumat (26/4).
Ini adalah kunjungan resmi pertama Kim Jong Un ke Rusia dan juga pertemuan pertamanya dengan Vladimir Putin. Kedua pemimpin antara lain akan membahas tema denuklirisasi Korea Utara dan kerja sama ekonomi antara Moskow dan Pyongyang.
Kim Jong Un didampingi oleh para pejabat tinggi Korea Utara, termasuk Wakil Menteri Luar Negeri Choe Son Hui, demikian dilaporkan kantor berita Korea Utara, KCNA.
Masih rencanakan pertemuan dengan Trump
Kim Jong Un sudah melakukan dua pertemuan puncak dengan Presiden AS Donald Trump tahun lalu untuk membahas agenda denuklirisasi. Keduanya pertama kali bertemu di Singapura dan terlihat akrab. Namun dalam pertemuan terakhir di Hanoi Februari lalu, kedua pihak gagal mencapai kesepakatan.
Sejak itu, hubungan antara Pyongyang dan Washington kembali mendingin. Korea Utara baru-baru ini bahkan menuntut penggantian Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo sebagai negosiator.
Korea Utara minggu lalu juga mengumumkan telah melakukan uji coba “tipe baru senjata pemandu taktis” lewat kantor berita KCNA. Ini adalah uji coba senjata pertama yang diumumkan negara komunis itu sejak gagalnya pertemuan puncak AS-Korut di Hanoi.
(JPC)