RAKYATJATENG – Seorang perempuan telah sadar kembali setelah 28 tahun dalam kondisi koma. Dilansir dari The Independent pada Senin (22/4), perempuan bernama Munira Abdulla menderita cedera otak parah akibat tabrakan mobil di Uni Emirat Arab (UEA) pada 1991 ketika dia berusia 32 tahun.
Selama bertahun-tahun tidak ada tanda-tanda Abdulla akan bangun. Namun pada 2017, ia dipindahkan ke Jerman dan dirawat dengan terapi fisik dan obat-obatan. Kemudian tahun lalu mulai menunjukkan tanda-tanda responsif.
“Saya tidak pernah menyerah tentangnya. Saya selalu merasa suatu hari dia akan bangun,” ujar putra Abdulla, Omar Webair kepada surat kabar The National.
Webair baru berusia empat tahun ketika sebuah bus sekolah menabrak mobil mereka di Kota Al Ain ketika ibunya memeluknya untuk melindunginya. Webair hanya menderita luka ringan, tetapi ibunya mengalami cedera otak yang tidak diobati selama berjam-jam.
Abdulla akhirnya dibawa ke rumah sakit, kemudian dipindahkan ke London untuk perawatan spesialis. Dokter menyatakan Abdulla dalam kondisi sadar minimal, seperti koma tetapi masih reseptif terhadap rasa sakit.
Abdulla kemudian dikirim ke UEA, di mana selama bertahun-tahun dia diberi makan melalui tabung dan diberikan fisioterapi untuk menghentikan kondisi ototnya yang memburuk.
Pada 2017 Putra Mahkota Abu Dhabi, Mohammed Bin Zayed menawarkan untuk membayar perawatan spesialis untuk Abdulla di Jerman. Di sana, dokter memprioritaskan terapi fisik dan memberikan obat-obatan untuk meningkatkan pola bangun dan tidur Abdulla.
“Tujuan utama kami adalah menumbuhkan kesadarannya yang sangat lemah untuk terus berkembang dalam tubuh yang sehat. Seperti tanaman lembut yang membutuhkan tanah yang baik untuk tumbuh,” terang Pakar Neurologi, Doktor Ahmad Ryll yang merawat Abdulla.
Webair mengatakan, perawatan di Jerman itu tampaknya membuat ibunya lebih responsif. Setahun kemudian pada Juni 2018, sebuah pertengkaran di kamar rumah sakit membuatnya kaget.
“Dia membuat suara aneh dan saya terus memanggil dokter untuk memeriksanya.Mereka mengatakan semuanya normal,” tambahnya. “Lalu tiga hari kemudian aku terbangun oleh suara seseorang memanggil namaku. Itu dia! Dia memanggil nama saya. Saya serasa terbang saking gembiranya. Selama bertahun-tahun saya memimpikan saat ini, dan nama saya adalah kata pertama yang dia sebutkan,” ujar Webair bahagia.
Saat ini Abdulla menjadi lebih berhati-hati. Ia sudah bisa melakukan percakapan, melafalkan doa, dan memberi tahu orang-orang ketika dia kesakitan.
Abdulla sudah kembali ke Abu Dhabi bersama keluarganya, di mana dia terus menerima perawatan. “Alasan saya membagikan kisahnya adalah untuk memberi tahu orang-orang agar tidak kehilangan harapan pada orang yang mereka cintai. Jangan menganggap mereka mati ketika mereka dalam keadaan seperti itu,” kata Webair.
(JPC)