RAKYATJATENG – Truk lapis baja terlihat di luar Kantor Media Capital Gazette Group di Maryland, Amerika Serikat. Polisi dengan senapan mesin berjalan di jalanan.
Pita kuning, tanda orang-orang dilarang melintas dipasang di newsroom atau ruang redaksi di mana lima jurnalis ditembak mati. Para jurnalis juga karyawan yang tewas ditembak itu antara lain John Mcnamara, Rebecca Smith, Rob Hiaasen, Wendi Winters, Gerald Fischman. Di antara mereka ada reporter, editor, dan fotografer.
“Saya tak tahu bagaimana caranya menerima kenyataan pahit ini,” ujar reporter Capital Gazette, Chase Cook. Ia terlihat sangat sedih.
Cook telah bekerja selama 16 jam. Jadi dia sangat terkejut saat kembali ke rumahnya pada Kamis siang. Ia tak menyangka rekan-rekan kerjanya ditembak mati di ruang redaksi.
Asisten Editor Rob Hiaasen memangggil Cook sebab seorang pembaca mengeluh headline pada hari itu. “Kami berusaha menyelesaikan masalah itu, saya belum bicara dengan dia sejak saat itu.”
Kamis siang saat tragedi penembakan itu terjadi, Editor Rick Hutzell menelpon Cook memberitahu penembakan yang terjadi. Hutzell segera kembali ke Maryland begitu mendengar penembakan yang terjadi dari liburannya di Ocean City.
Cook segera kembali ke kantornya dengan terburu-buru. Ia sangat ingin segera sampai ruang redaksi kantornya.
Di luar kantor, di jalan, ia menyaksikan fotografer Joshua McKerrow, mantan pegawai kantornya. Keduanya sangat sedih dan saling berpelukan.
“Saya mendengar penembakan. Saya tak sanggup mendekat dengan siapapun di ruang redaksi,” ujar McKerrow.
Saat mau sampai di Kantor Media Capital Gazette Group, McKerrow mendengar suara sirine meraung-raung keras. “Pada saat yang sama saya melihat banyak kendaraan emergensi, hatiku benar-benar hancur.”
Cook sangat sedih, namun ia juga dituntut bersikap profesional sebagai seorang jurnalis koran. Ia harus menulis tugasnya, biografi lima temannya yang tewas ditembak. (met/JPC)
