RAKYATJATENG – Para Arkeolog menemukan kerangka anak-anak bekas ‘tumbal’ massal. Kerangka bekas ‘tumbal’ anak-anak ini disebut yang terbanyak selama sejarah manusia. Peristiwa kelam itu diyakini terjadi sekitar 550 tahun lalu. Lebih dari 140 anak dikorbankan bersamaan di wilayah pesisir Peru.
Kerangka-kerangka ini ditemukan di Trujillo dekat dengan pusat peradaban kuno suku Chimú di Peru. Penemuan didukung oleh National Geographic Society dan secara eksklusif diresmikan juga di National Geographic.
“Saya sendiri tak pernah membayangkan ini,” kata salah satu peneliti utama, John Verano dilansir dari BBC Sabtu (28/4). “Saya juga tidak berpikir orang lain juga akan membayangkan ini,” tambahnya.
Korban tersebut berusia 5 – 14 tahun, namun sebagain besar berusia 8 – 12 tahun. Ciri-ciri mereka menjadi tumbal adalah karena adanya tanda potongan pada tulang mereka termasuk di tulang dada. Tulang rusuk juga rusak dan jantung telah tiada.
Ada juga korban lainnya yaitu hewan llamas yang mengalami nasib sama. Semuanya berjumlah 200 dan berusia kurang dari 18 bulan. Mereka terkubur menghadap ke Timur, yakni ke pegunungan Andes.
Gabriel Prieto, peneliti utama lainnya mengatakan, penemuan ini tentu membuat orang bertanya-tanya, mengapa ritual perngorbanan ini harus terjadi. Bisa jadi ini semacam ritual menghentikan untuk hujan deras dan banjir di daerah yang biasanya kering. Mungkin juga disebabkan karena peristiwa cuaca ekstrem seperti El Nino.
“Kejadian seperti itu mengganggu perikanan laut di daerah itu, sementara banjir di pesisir bisa membuat infrastruktur kanal pertanian Chimú meluas,” katanya.
Penemuan pertama korban ‘tumbal’ manusia di lokasi tersebut yaitu pada 2011 dan dikenal sebagai Huanchaquito-Las Llamas. Terdapat 40 korban anak-anak dan 74 hewan llamas usai penggalian sebuah kuil berusia 3500 tahun. (JPC)