PALEMBANG, RAKYATJATENG – Jatanras Ditreskrimum Polda Sumatera Selatan sudah menangkap tiga dari empat pelaku pembunuhan driver Go-car yakni Tri Widiantoro. Salah satu pelaku menyerahkan diri dengan diantar ayahnya. Dia adalah TD, 19, seorang mahasiswa di perguruan tinggi di Palembang.
Saat ditemui di Mapolda Sumsel, TD mengaku tidak mengetahui kemana keberadaan Hg, seorang pelaku yang masih DPO. Selain itu, dirinya juga mengaku kalau yang merencanakan pembunuhan adalah BI, Po, dan Hg. Sedangkan dirinya hanya ikut-ikutan.
“Saya hanya ikut memegang tangannya saja dan ikut membuang korban,” katanya, Senin (2/4).
Ia juga mengaku dari hasil perampokan tersebut tidak mengambil sepeser uang. “Saya memang ditawari hasilnya tapi saya tidak mau dan saya takut karena masih memikirkan kuliah saya,” terangnya.
Dia menceritakan, kejadian tersebut berawal Senin (11/2) ketiga temannya sudah merencanakan pembunuhan. Kemudian, pada Kamis(15/2) saat baru pulang kuliah ketiga temannya datang ke kosannya dan menanyakan tali tambang.
TD pun mengambilkan tali tambang tersebut. Dirinya mengaku tidak tahu tali tambang ini digunakan untuk menjerat korban. Kemudian, BI disuruh memesan go-car oleh Po dari belakang kantor Gubernur ke Kenten Laut. Dirinya pun mengaku diajak ketiga temannya tersebut untuk ikut.
Sesampainya di Kenten Laut ketiga temannya pun melakukan aksi ini dan dirinya hanya memegang tangan kiri dari korban. Setelah korban tewas ia pun disuruh membantu membuang korban di semak-semak.
“Saya ingin melaporkan kejadian ini tapi saya takut karena kata Hg jika saya melapor maka saya juga akan ditangkap. Jadi saya takut,” tutupnya.
Sementara itu, Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara mengapresiasi orang tua TD yang telah menyerahkan anaknya ke Jatanras Polda Sumsel. Karena itu, pihaknya memastikan hukum akan ditegakkan dan akan melindungi meskipun sebagai tersangka.
“Ayahnya menyerahkan anaknya setelah kami mengancam akan menghabisi para pelaku sehingga ayahnya menyerahkan anaknya langsung ke Jatanras,” ujarnya.
Keterlibatan TD sendiri yakni memegang tangan dari korban serta ikut dalam membuang mayat korban di semak-semak. “Nantinya kami akan membimbing pelaku ini agar ke depan lebih baik,” tutupnya. (JPC)