Ini Dia…. 9 Kasus Seks Menyimpang Yang Terungkap di Surabaya

Kanit PPA Polrestabes Surabaya AKP Ruth Yeni (kiri) didampingi Kasubbag Humas Polrestabes Surabaya Kompol Lily Djafar menunjukkan sejumlah barang bukti, tersangka dan korban di Command Center Polrestabes Surabaya.

RAKYATJATENG, SURABAYA – Perilaku seks menyimpang banyak terjadi di Surabaya. Mulai dari hubungan sesama jenis hingga hubungan badan bertiga alias threesome. Bahkan dalam dua bulan terakhir, Polrestabes Surabaya berhasil mengungkap 9 kasus seks menyimpang.

Kapolres Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan mengatakan, pelaku memanfaatkan media sosial dalam menjalankan aksinya. “Penyebab perilaku seks menyimpang itu belum kami dalami. Mungkin nanti psikolog yang mempelajarinya,” kata Rudi ditemui wartawan di Gedung Command Center Polrestabes Surabaya, Rabu (28/2).

Namun berdasarkan hasil penyidikan polisi, mayoritas tersangka beralasan karena dorongan fantasi seks. Faktor kedua adalah alasan ekonomi. Karena pelaku juga kerap meminta bayaran yang tinggi kepada klien.

“Karena mereka semua ini dapat bayaran. Yang terakhir itu (kasus trafficking yang melibatkan AA dan WC) minta bayarannya satu juta rupiah,” ungkap Rudi.

Kemudian ada pula faktor dari lingkungan di media sosial. Banyak akun, aplikasi dan grup di sejumlah media sosial yang digunakan untuk menjual diri. Salah satunya Facebook.

Terkait fenomena tersebut, Rudi akan mencarikan solusinya. Langkah awal, polisi akan mulai menelusuri lokasi-lokasi yang kerap dijadikan tempat kopi darat atau bertemu para pemggemar seks menyimpang.

“Kami masih dalami di mana saja lokasinya. Tidak menutup kemungkinan ada lokasi yang dijadikan tempat melampiaskan perilaku seks menyimpang,” tutur Rudi.

Terbaru, Unit Perlindungan Anak dan Perempuan (PPA) Polrestabes Surabaya kembali menciduk seorang pemuda yang diduga menjajakan gay. Tersangka berinisial AA, 27, warga Mojokerto. Sedangkan korbannya berinisial WC, 24, warga Jalan Tropodo, Sidoarjo.

Kanit PPA Polrestabes Surabaya AKP Ruth Yeni mengatakan, tersangka berkenalan dengan korban melalui Facebook dan aplikasi khusus gay, Grindr. Semula, WC yang menawarkan diri kepada AA untuk dicarikan pelanggan.

“Tersangka pun merespons. Sehingga mereka menentukan tarif, waktu, dan lokasi pertemuannya,” kata Ruth kepada wartawan di Mapolrestabes Surabaya, Jalan Sikatan, Surabaya, Rabu (28/2).

Pelanggan akhirnya didapat. AA dan WC menerima tawaran  layanan seks threesome dari seorang klien seharga Rp 1 juta. Mereka lantas menuju sebuah hotel di Jalan Jemur Andayani, Surabaya. Usai melayani pelanggan itulah, AA dan WC diringkus petugas. (JPC)