RAKYATJATENG, JAYAPURA – Gempa tektonik berkekuatan 6,3 Skala Richter (SR) kembali mengguncang Kabupaten Bovendigoel, Papua, Rabu (28/2), pukul 11.45 WIT.
Badan Meteorologi, Klimatoligi dan Geogisika (BMKG) Wikayah V Jayapura mencatat, gempa terjadi pada lokasi koordinat episenter pada 6,19 LS dan 142,46 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 177 km arah timur Kota Ninati, Kabupaten Bovendigoel, Propinsi Papua pada kedalaman 12 km (update).
Dampak gempabumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG menunjukkan bahwa dampak gempa bumi berupa guncangan berpotensi dirasakan kuat dalam skala intensitas III SIG-BMKG (VI MMI) di sekitar episenter gempa yaitu Kota Dofasi, Mogulu dan Koroba, Papua Nugini. Berdasarkan laporan dari masyarakat, guncangan gempa dirasakan cukup kuat di Merauke dengan intensitas II SIG-BMKG (II-III MMI).
Jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas New Guinea Highland (NGH) Fold and Thrust Belt. Berdasarkan peta tatanan tektonik, di wilayah Papua Nugini terdapat zona tumbukan lempeng tektonik Pasifik dan Indo-Australia.
Hal ini sesuai dengan hasil analisis BMKG yang menunjukkan bahwa gempabumi di lokasi tersebut dibangkitkan oleh aktivitas sesar naik (Thrust Fault). Gempa tersebut merupakan salah satu aktivitas gempabumi susulan (aftershock) yang cukup besar dari gempa yang terjadi pada tanggal 26 Februari 2018.
Kepada masyarakat di sekitar wilayah Kabupaten Boven Digoel dan Merauke dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. (oz)