RAKYATJATENG, KALTENG – Warga di Desa Sungai Raja, Kecamatan Jelai, Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah (Kalteng) digegerkannya seekor orang utan yang masuk ke dalam area persawahan. Spesies kera besar dengan bobot 90 kilogram itu diduga tersesat dari habitatnya sejak pertengahan Februari.
Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah baru bisa mengevakuasi mamalia itu pada Sabtu (24/2).
Kepala SKW II BKSDA Kalteng Agung Widodo mengungkapkan, orang utan tersebut dikabarkan sudah berada di lokasi itu hampir 15 hari. Akibatnya, warga takut beraktivitas di sawah. “Masyarakat mengalami kerugian atas rusaknya tanaman tebu dan pisang yang dimakan orang utan,” ujarnya kepada Radar Pangkalan Bun (Jawa Pos Group) kemarin.
Warga dan petugas mengevakuasi seekor orang utan yang tersesat dari habitat sejak pertengahan Februari di Sukamara.
Agung menambahkan, lahan yang diketahui masih berstatus konflik tersebut merupakan lahan cetak sawah tanaman padi, nanas, pisang, dan jeruk. Sebagian masih berupa semak belukar. Jaraknya dengan hutan alam sekitar 1,5 kilometer.
“Hutan yang tersisa di sekitar area cetak sawah itu sangat sedikit. Kesediaan pakan tidak lagi memungkinkan sehingga orang utang lebih nyaman tinggal di lokasi cetak sawah,” papar Agung.
Terkait dengan proses evakuasi, Agung menjelaskan bahwa penyelamatan satwa dilindungi tersebut dimulai pukul 05.00. Saat itu tim berangat dari Pangkalan Bun menuju Sungai Raja. Tim rescue SKW II mulai melakukan pencarian dan penyisiran sekitar pukul 10.00. Orang utan akhirnya ditemukan pada pukul 14.00 WIB dan langsung dibawa ke kantor SKW II BKSDA Kalteng.
“Usianya sekitar 17 tahun. Kondisinya sehat,” kata Agung. Rencananya orang utan tersebut dilepas ke Suaka Margasatwa Lamandau hari ini, Senin (26/2). (JPG)