RAKYATJATENG, JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta masyarakat di sekitar lokasi tanah longsor di Desa Pasirpanjang, Salem, Brebes, waspada terhadap bencana longsor susulan. Sebab, Februari ini adalah puncak musim hujan.
“Februari ini puncak musim hujan, jadi potensi longsor susulan masih tetap tinggi,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, di kantornya, Jl Pramuka, Jakarta Timur, Jumat (23/2).
Sutopo mengatakan tanah longsor yang sejauh ini tercatat menewaskan 7 orang berlokasi di hutan produksi milik Perhutani BKPH Salem petak 26 RPH Babakan. Lokasi tersebut, menurutnya, masuk perbukitan dengan lereng yang rawan longsor.
“Kondisinya perbukitan dengan lereng yang agak curam sampai curam. Berdasarkan peta prakiraan daerah longsor, daerah ini adalah rawan longsor. Kalau ada curah hujan tinggi di atas normal potensinya (longsor) tinggi,” kata dia.
Dia juga mengingatkan, di Kabupaten Brebes, ada 10 Kecamatan yang berpotensi terjadi gerakan tanah menengah hingga tinggi. Di antaranya Banjarharjo, Bantarkawung, Bumiayu, Ketanggungan, Larangan, Paguyangan, Sirampog, Songgom, dan Tonjong.
Sutopo menambahkan ada sejumlah upaya untuk mengurangi risiko tanah longsor, seperti reboisasi, penghijauan, konservasi tanah dan air, sosialisasi, pemasangan sistem peringatan dini, serta pemetaan. Namun upaya ini kalah cepat dibanding faktor-faktor penyebabnya sehingga tanah longsor terus terjadi. Dia pun mengimbau agar daerah rawan longsor tidak diperbolehkan dibangun permukiman.
“Bagi daerah-daerah rawan longsor yang belum berkembang menjadi permukiman, jangan diperbolehkan untuk dibangun. Harus ada moratorium pembangunan permukiman di daerah rawan longsor. Daerah longsor sebaiknya dijadikan kawasan lindung. Untuk masyarakat yang sudah telanjur tinggal di daerah rawan longsor harus diperkuat mitigasinya, baik struktural maupun nonstruktural,” jelasnya.
Tanah longsor di Brebes itu terjadi pada Kamis (22/2). Bencana ini menyebabkan 7 orang meninggal dunia dan 13 orang dinyatakan hilang. Kemudian sebanyak 245 jiwa harus mengungsi untuk mengantisipasi adanya longsor susulan.
Bupati Brebes Idza Priyanti sudah menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari ke depan. Masa tanggap darurat bencana berlaku pada 22 Februari-7 Maret 2018. (dtc)