FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Rentetan operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap sejumlah calon petahana pada Pilkada 2018 membuat Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah curiga. Politikus yang dikenal vokal itu mencurigai KPK menggeber OTT yang menyasar para kepala daerah atas dasar pesanan.
“Saya curiga penangkapan yang dilakukan oleh KPK adalah titipan dari pesaingnya,” ujar Fahri di gedung DPR, Jakarta, Kamis (15/2).
KPK dalam periode yang relatif singkat memang menangkap sejumlah kepala daerah yang maju lagi di pilkada. Di antaranya adalah Bupati Nyono Suharli Wihandoko, Bupati Ngada Marianus Saedan Bupati Subang Imas Ayumningsih.
Menurut Fahri, bisa saja OTT KPK terhadap calon petahanan karena pesanan dari pesaing di pilkada. Selanjutnya, sambung mantan wakil sekretaris jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, KPK menyadap calon kepala daerah.
“Jadi persengkongkolan di dalam tubuh KPK mungkin terjadi, karena ada 171 kepala daerah yang sedang bertanding,” ungkapnya.
Lebih lanjut Fahri menduga ada penyidik yang berkerja sama dengan calon kepala daerah. Hal itu demi menjegal calon petahana.
“Bagaimana kalau penyadap-penyadap di KPK makukan deal dengan kandidat, terutama yang surveinya paling tinggi,” pungkasnya. (gwn/JPC)