FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Indonesia disebut-sebut menjadi pangsa pasar empuk bandar-bandar narkoba dari luar negeri.
Badan Narkotika Nasional (BNN) kerap menggagalkan penyelundupan barang haram itu dari luar negeri.
Namun, peredaran narkotika belum berhenti. Kepala BNN Komjen Budi Waseso (Buwas) mengatakan saat ini ada 11 negara yang aktif menyuplai narkoba ke Indonesia.
“Ada 11 negara yang menyuplai aktif di negara kita untuk narkotika dengan berbagai jenis,” kata Buwas usai rapat kerja dengan Komisi III DPR, Selasa (6/2) di gedung parlemen, Jakarta.
Buwas bahkan menyebut untuk narkoba jenis sabu-sabu merupakan produk terbesar yang masuk ke Indonesia. “Sabu yang menjadi produk terbesar masuk ke Indonesia itu dari Tiongkok,” katanya.
Namun, Buwas menegaskan, bukan berarti hanya Tiongkok saja pemasok sabu-sabu tunggal ke Indonesia. “Tapi persentase terbesar dari Tiongkok,” katanya.
Menurut Buwas, untuk narkoba jenis ekstasi itu, pemasok terbesar ke Indonesi berasal dari Eropa. Sedangkan Singapura, kata Buwas, menjadi jalur transit sebelum ke Indonesia.
“Dia memang supply tapi tidak membuat. Nah, dia transit, terus ada jaringannya di sana. Terus dia supply ke Indonesia,” ungkap jenderal bintang tiga yang sebentar lagi pensiun dari Polri itu.
Buwas mengaku, supply narkoba tidak habis ke Indonesia disebabkan permintaan yang banyak.
“Karena demand-nya sudah besar. Terus di sini ada upaya-upaya meregenerisasi pangsa pasar yang dilakukan oleh jaringan,” katanya.
Mantan kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri itu menambahkan, jaringan tersebut selalu menjaga eksistensi mereka. Para pengguna mereka buat tidak putus. Para bandar itu terus melakukan regenerasi pangsa pasar.
“Mereka memanfaatkan 10 persen dari hasil penjualan narkotika itu untuk membiayai regenerasi pangsa pasar. Itu yang harus kita pahami,” katanya.
Buwas menegaskan, 2018 ini BNN fokus kepada pencegahan. Dia mengatakan, pencegahan diutamakan dimulai dari lingkungan keluarga. Peran seorang itu, kata Buwas, sangat penting dan perlu ditingkatkan.
Kemudian, pendidikan dari seorang guru, peran tokoh agama, masyarakat di lingkungan sosial akan digalakkan.
“Jadi pangsa pasarnya kami tekan, syukur bisa hilang,” ujar mantan Kapolda Gorontalo itu. (Fajar/jpnn)