FAJAR TREND – Masyarakat dunia dihebohkan dengan jarum Jam Kiamat yang bergerak maju. Jam tersebut menunjukkan pukul 23.48, atau dua menit menjelang tengah malam.
Hal ini diakibatkan oleh kegagalan para pemimpin dunia untuk mengatasi ketegangan yang berkaitan dengan senjata nuklir dan isu perubahan iklim.
Jika Jam Kiamat menunjukkan pukul 00.00, dunia, kata kelompok peneliti internasional Chicago Atomic Scientists, harus bersiap akan terjadinya kiamat.
Jam Kiamat sendiri merupakan sebuah peringatan yang paling dikenal di dunia tentang kemungkinan adanya perang nuklir.
Awalnya, Chicago Atomic Scientists membuat sebuah publikasi berupa majalah Bulletin of the Atomic Scientists, dengan sampul bergambar jam analog.
Jam tersebut pertama kali muncul pada 1947, kala salah seorang pendiri majalah, Hyman Goldsmith berdiskusi dengan istri peneliti Proyek Manhattan Alexander Langsdorf Jr. yang juga seorang seniman, Martyl Langsdorf, untuk membuat sampul edisi Juni 1947.
“Jam di sampul majalah bukanlah alat untuk mengukur pasang surutnya perebutan kekuasaan dunia. Jam tersebut dimaksudkan untuk mencerminkan perubahan mendasar pada tingkatan bahaya terhadap manusia yang hidup di zaman nuklir,” ujar seorang pendiri Bulletin of the Atomic Scientists, Eugene Rabinowitch kepada The Southeast Missourian, 22 Februari 1984.
Pada 1947, Jam Kiamat pertama kali muncul dengan menunjukkan pukul 23.53 atau tujuh menit menjelang tengah malam.
Namun perubahan waktu yang ditunjukkan tak mesti selalu maju. Hal itu tergantung pada hasil diskusi yang dilakukan oleh The Science and Security Board (SASB) dengan pertimbangan, “Seberapa dekat manusia menuju kepunahan.”
Sejak saat itu, jarum Jam Kiamat tercatat telah berubah sebanyak 23 kali. Yang paling parah, selain tahun ini, adalah tahun 1953.
Saat itu, Jam Kiamat menunjukkan pukul 23.58, dua menit menjelang tengah malam, akibat uji coba bom hidrogen yang dilakukan Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Yang terendah, adalah pada 1991. Jam Kiamat menunjukkan pukul 23.43.
Kala itu AS dan Uni Soviet menandatangani Strategic Arms Reduction Treaty (START I), yang berisi nota kesepakatan untuk mengurangi senjata dan pembubaran Uni Soviet. (riz/fajar)
