FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Indonesia akan dihadapkan dengan pesta akbar demokrasi di pertengahan tahun 2018, yakni Pilkada serentak di 171 daerah diseluruh Indonesia.
Pilkada serentak ini dipastikan akan menguras energi dan menarik perhatian masyarakat Indonesia.
Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta agar beberapa lembaga negara tidak ikut campur dalam pesta rakyat tersebut.
“Demokrat mengingatkan netralitas lembaga negara, BIN, Polisi dan TNI mutlak adanya. Negara harus netral. BIN, Polri, Kejaksaan dan TNI tidak boleh melakukan kegiatan untuk memenangkan kandidat tertentu. Tidak boleh memenangkan calon legislatif tertentu atau parpol tertentu,” kata SBY di acara Apel Akbar Partai Demokrat di Kantor DPC, Kabupaten Bogor, Jumat (5/1).
Tak hanya kepada lembaga negara, Presiden RI ke-6 itu juga meminta agar penggunaan keuangan negara dapat diawasi dan diperiksa. Hal ini disampaikan oleh SBY untuk berikhtiar dari penyalahgunaan uang negara oleh kandidat tertentu.
“Kalau terjadi, ini merupakan kejahatan politik yang sanksinya berat. Cegah kriminalisasi terhadap lawan politik,” tuturnya.
Selain itu, SBY menyarankan agar para perwira TNI maupun Polisi yang juga berminat di Pilkada agar memahami aturan main yang telah ditetapkan. Sebab lanjut dia, jika terkesan dipaksakan, maka masyarakat akan dapat menilai dan menggunjingkan hal tersebut.
“Hati-hati dalam berbuat. Jangan kira pihak lain tidak tahu. Personel TNI atau polisi yang mau maju ada ketentuan dan aturan mainnya. Jangan sampai tindakan perwira aktif menjadi pergunjingan,” jelasnya. (Aiy/Fajar)