FAJAR.CO.ID – Pasangan suami istri dari Buenos Aires, Argentina mengajukan tuntutan atas kelalaian rumah sakit Juan Domingo Peron di Tartagal, di bagian barat laut negara tersebut. Mereka menuntut pihak rumah sakit setelah kepala bayi mereka terpenggal saat dilahirkan.
Ibu bayi laki-laki itu, Reina Natalia Valazquez, 30, hamil 22 minggu saat dia memasuki awal persalinan Senin lalu ketika merayakan Natal di rumah keluarganya di Salvador Mazza.
Bayi prematur itu dilahirkan sungsang. Dokter yang membantu persalinan itu menurut Reina secara tidak sengaja memenggal bayi itu saat lahir setelah kepalanya tertancap di leher rahim.
Tragedi tersebut bermula ketika Reina dibawa dengan ambulans ke rumah sakit Juan Domingo Peron di mana tim medis memutuskan bahwa, karena bayinya sangat kecil, dia bisa dilahirkan secara alami.Tapi setelah tubuh bayi keluar lebih dulu, kepalanya tertancap di leher rahim.
Reina mengatakan bahwa suaminya saat itu pergi membeli popok dan ketika dia kembali, dia mendapati salah satu petugas medis memegangi tubuh tanpa kepala bayinya. Dalam rincian klaimnya, Reina berkata, “Pada saat persalinan kita tidak tahu apakah itu seorang dokter atau bidan yang menarik bayinya sehingga kepalanya terpisah dari tubuh.”
Jose Fernandez, direktur rumah sakit tersebut, mengatakan kepada situs InformateSalta bahwa petugas medis telah memutuskan untuk melakukan operasi caesar karena melihat kondisi Reina. “Bayi itu masih dalam posisi sungsang, jadi tubuh keluar lebih dulu. Ketika sampai di kepala, ada kejang pada serviks yang mengompres leher anak laki-laki itu,” jelasnya.
Dia mengatakan bahwa dokter telah merencanakan untuk melakukan operasi caesar untuk mengangkat kepala bayi malang itu. Tapi, sebelum prosedur tersebut dimulai wanita itu mengeluarkannya secara alami, bersama dengan plasenta bayi.
Layanan penuntutan Argentina, Jumat, 29 Desember, kemarin mengkonfirmasi bahwa sebuah investigasi telah diluncurkan untuk mengusut kematian bayi tersebut. Menurut sebuah pernyataan, otopsi sedang dilakukan pada bayi, yang beratnya satu setengah pon, untuk mengetahui penyebab kematiannya.
Direktur rumah sakit Jose Fernandez mengatakan mereka akan bekerja sama dalam penyelidikan tersebut, namun sampai kelalaian terbukti petugas medis yang terlibat terus bekerja normal. “Kami telah memberikan rincian kejadian tersebut dan memberi tahu nama-nama dokter dan ahli kandungan yang ikut ambil bagian. Secara resmi belum ada yang membuktikan bahwa kematian bayi itu disebabkan oleh pemenggalan kepala. Ada tidaknya malapraktik, hakim yang akan memutuskan,” tegasnya.
Dalam sebuah wawancara dengan situs Argentina El Grito Salta, Reina Natalia Valazquez menyalahkan dokter. “Saya tahu bayi itu hidup karena saya mengalami tes gema sebelum saya tiba dan jantung berdetak. Dan saat kami tiba di rumah sakit mereka melakukan tes gema lagi dan suamiku mendengar detak jantung bayi itu,” kata Reina.
“Saya meminta operasi caesar tapi mereka bilang tidak ada yang bisa melakukannya. Tapi saat kepala bayi ada di dalam tubuh saya, mereka dengan cepat menemukan seseorang yang bisa melakukannya. Dia meregangkan tubuh dan membalikkan tubuh bayi, saya merasakannya. Mereka melakukannya dengan sangat keras, sangat menyakitkan,” ungkapnya. (Metro/amr/fajar)