FAJAR.CO.ID – Berkat karyanya, ilmuwan cilik ini memenangi hadiah senilai USD 25 ribu atau setara Rp 330 juta.
Namanya Gitanjali Rao. Berusia 11 tahun.
Rao berhasil mencipakan alat yang mampu mendekteksi kadar timbal dalam air sebagai pengganti metode tradisonal.
Alat yang ditemukannya menjadikan sebagai pemenang Discovery Education 3M Young Scientist Challenge 2017. Sembilan finalis lain, yang ikut bersaing, berhasil disingkirkan.
Tak hanya menang kompetisi, Rao akan berkolaborasi dengan para ilmuwan untuk mengembangkan alat ini.
”Penemuan ini terinspirasi oleh skandal di Flint, Michigan. Skandal itu melibatkan pejabat yang menghadapi tuduhan termasuk pembunuhan karena kontaminasi air pada tahun 2014-2015,” katanya kepada Business Insider.
Sampai saat ini, penemuan untuk mendekteksi adanya timbal dinilai mahal. Tetapi penemuan Gitanjali memungkinkan sebuah sensor terhubung ke aplikasi mobile untuk memberikan analisis yang akurat dan hampir segera melalui aplikasi mobile.
“Jika Anda mandi di air yang terkontaminasi, Anda terkena alergi dan mudah akan mudah dipelajari oleh ahli epidemiologi,” katanya kepada Business Insider.
”Dan jika seseorang minum air terkontaminasi, anak-anak mereka mungkin memiliki cacat saat kecil.”
Gadis yang memiliki cita-cita sebagai ahli genetika itu menambahkan kalau dia ingin memperbaiki dan mengembangkan perangkat tersebut supaya bisa di pasarkan.
Sementara itu, inovasi yang dikembangkan oleh sembilan finalis lainnya yang meliputi identifikasi molekul yang berpotensi digunakan untuk mengobati penyakit Alzheimer, robot yang membantu mengurangi pemborosan air selama pemeliharaan halaman.
Bahan biodegradable terbuat dari kulit buah delima dan kulit jeruk untuk membersihkan tumpahan minyak. (JPNN/CNN/BBC/iml/JPC)