FAJAR.CO.ID – Melalui akun Twitter-nya, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menegur Theresa May atas kritiknya terhadap propaganda anti-Muslim dan membuka perselisihan diplomatik yang luar biasa antara sekutu transatlantik .
“Theresa @theresamay, jangan fokus pada saya, fokuskan pada Terorisme Radikal Islam yang merusak yang sedang berlangsung di Inggris. Kami baik-baik saja!” tulis Trump di akun Twitternya Rabu malam (29/11).
Pesan Trump muncul sebagai tanggapan atas kritik dari juru bicara Perdana Menteri Inggris atas retweeting video pembakar yang diposting oleh wakil pemimpin kelompok sayap kanan Inggris.
Namun, kericau Twitter “@theresamay” yang ditargetkan Trump bukan milik Theresa May, perdana menteri Inggris, tapi seorang wanita bernama Theresa Scrivener. Beberapa menit kemudian Trump menghapus dan memposting ulang tweetnya, kali ini dengan pegangan (mention) yang benar yakni @Theresa_May.
Komentarnya itu merupakan puncak salah satu hari paling tragis dari kepresidenan Trump. Pasalnya, pekan lalu, senator Amerika Serikat dari Utah Orrin Hatch bertemu May di Downing Street untuk membahas ancaman terorisme ke kedua negara.
Ia membuat komentar di Twitter, “PM @theresa_may adalah salah satu pemimpin dunia yang hebat, saya memiliki cinta dan rasa hormat yang luar biasa untuknya dan untuk cara dia memimpin Inggris Raya, terutama dalam menghadapi turbulensi.”
Perseteruan di Twitter tersebut menandai sebuah putaran baru yang tak terduga dalam hubungan kedua negara. Demikian seperti dimuat The Guardian. (mel/rmo/fajar)