FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Usai isu 5000 senjata ilegal yang disampaikan Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo beberapa waktu lalu, banyak yang meyakini memanaskan hubungannya dengan Kapolri Tito Karnavian.
Alasannya, isu yang diungkap Gatot itu tidak lain adalah senjata milik Polri yang diperuntukkan Korps Brimob.
Namun Panglima membantah keras kabar memburuknya hubungan dirinya dengan Kapolri.
Ia menegaskan, masih melakukan komunikasi dengan sangat baik kepada Kapolri.
“Saya selalu berkomunikasi dengan Kapolri,” tegasnya, di Cilegon, Banten, Selasa (3/10).
Malah, lanjut Gatot, komunikasi dirinya dengan Tito itu terjadi setiap hari dan bisa sampai tiga kali.
“Satu hari bisa dua-tiga kali komunikasi. Bisa juga ke rumah,” ungkap Gatot.
Selain itu, Gatot juga mengaku tak mengetahui persis bahwa DPR akan memanggil dirinya terkait kejelasan pernyataannya tentang impor senjata ilegal.
“Saya baru membaca di media, melihat di televisi kalau DPR akan memanggil saya,” terang Gatot.
Meski begitu, Gatot menyatakan siap memenuhi undangan DPR dan akan memberikan penjelasannya.
“Saya dengan senang hati akan memberikan penjelasan,” kata dia.
Menurut Gatot, pemanggilan dirinya oleh DPR itu dinilainya sangat wajar untuk memninta klarifikasi dirinya.
“DPR itu kan lembaga konstitusi meminta pertanggungjawaban kepada TNI, ya saya akan beri penjelasan,” jelas Gatot.
Seperti diketahui, senjata jenis Stand Alond Grand Launcher (SAGL) merupakan milik institusi Polri yang diimpor dari Arsenal.
Saat ini senjata tersebut masih tertahan di Bandara Internasional Soekarno Hatta. Nantinya senjata tersebut, akan diberikan kepada Koprs Brimob Polri. (Fajar/pojoksatu)