FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Tensi Pilkada Jawa Tengah (Jateng) 2018 mulai memanas. Para calon-calon gubernur mulai muncul memperkenalkan diri mereka ke publik.
Sedikitnya sudah ada empat bakal calon gubernur yang sudah perkenalkan diri ke publik, yakni petahana gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Ferry Juliantono, mantan Menteri Desa Marwan Jaffar dan eks Menteri ESDM Sudirman Said.
Keempat kandidat ini akan saling gesek untuk menduduki kursi orang nomor satu di Provinsi Jateng. Untuk mengukur seberapa besar elektabilitas Ganjar dan bakal calon lainnya, Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) kembali menggelar survei untuk menyambut Pilgub Jateng 2018.
Hasilnya, kata Direktur Eksekutif LKPI, Arifin Nur Cahyono melalui keterangan tertulisnya pada Jawapos (Grup Jaw Pos), tingkat popularitas Ganjar Pranowo masih berada di peringkat paling atas dengan 78,8 persen.
Disusul kemudian oleh Ferry Juliantono sebesar 67,3 persen, Marwan Jaffar 66,2 persen, dan Sudirman Said 51,2 persen.“Ganjar masih tetap yang terpopuler, namun Ferry mulai melejit mengalahkan dua manta menteri,” ujar Arifin, Minggu (1/10).
Survei LKPI kali ini juga mencari tahu soal tingkat kepuasan masyarakat Jawa Tengah terhadap kinerja Gubernur Ganjar Pranowo. Hasilnya, mayoritas publik menilai kinerja Ganjar yang merupkan politisi PDI Perjuangan itu sangat rendah.
“Hal itu berdasar tergambar dari hasil jawaban responden terkait tingkat kepuasan yang hanya mencapai angka 22,5 persen. Sementara, tingkat ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja Gubernur Ganjar lebih tinggi, sebesar 55,3 persen. Sisanya 22,2 persen tidak memberikan pendapat,” bebernya.
Lebih lanjut kata Arifin, ketidakpuasan masyarakat Jawa Tengah terhadap kepemimpinan Ganjar Pranomo meliputi beberapa aspek. Yakni masih maraknya praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.Responden yang tidak puas dengan keadaan itu sebanyak 30,4 persen. Kemudian tak puas dengan ekonomi masyarakat 31,6 persen, pembangunan infrastruktur 6,4 persen, pelayanan kesehatan 12,1 persen, pendidikan yang terjangkau 9,2 persen dan ketidakmampuan akan pelayanan publik sebesar 9,3 persen.
“Tentunya kinerja Ganjar Pranowo selama menjabat sebagai Gubernur Jateng akan menjadi pertimbangan bagi PDIP, partai-partai yang lain, dan masyarakat dalam memilih kembali dirinya sebagai gubernur 5 tahun ke depan,” papar Arifin.
Walaupun, lanjut Arifin, dari seluruh tokoh yang disebut-sebut bakal maju di pilgub Jateng, Ganjar Pranowo memiliki tingkat Elektabilitas tertinggi yaitu 18,6 persen.
“Namun angka itu masih dibawah 20 persen. Artinya bagi petahana merupakan modal politik yang buruk dan cenderung bisa kalah,” urai Arifin.
Masih soal elektabilitas, yang paling dekta menempel Ganjar adalah Ferry Juliantono yang meraih tingkat elektabilitas sebesar 16,9 persen.
“Angka 16,9 persen itu diprediksi akan terus merangkak naik. Terlebih sebesar 13,5 persen masyarakat saat ini belum menentukan pilihannya,” imbuh Arifin.
Hal ini, kata Arifin, tidak lepas dari terpaan ketokohan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang membuat pilihan kepada kader Gerindra yang akan diusung akan meningkat Elektabilitas nya.
“Bukan tidak mungki Ferry Juliantono sangat berpeluang besar menjadi pesaing berat bagi kader-kader PDIP seperti Ganjar Pranowo dan kader PDIP Lainnya jika diusung oleh PDIP maju sebagai calon Gubernur Jawa Tengah,” lanjutnya.
Sementara, tandasnya, untuk Kader PKB Marwan Jaffar Bisa juga mengancam Ganjar Pranowo dengan tingkat elektabilitas sebanyak 7,9 persen. “Namun hal itu tidak berlaku bagi Sudirman Said karena hanya memperoleh 2,7 persen,” terangnya.
Patut diketahui, pengambilan sampling Survei ini mengunakan metode multistage random sampling. Adapun data durvei didapat dari wawancara tatap muka antara Responden dan surveyor, serta pengisian kuisioner.
Survei dilakukan di seluruh kabupaten dan kota di Jawa Tengah dengan mengunakan sample sebanyak 1.420 responden dari total populasi pemilih sebanyak 28 juta jiwa.
Mereka adalah orang-orang yang memiliki KTP Jawa Tengah dan memiliki hak pilih pada saat Pilgub digelar nanti. Semuanya tersebar 573 kecamatan di Jawa Tengah. Margin of error plus minus 2,6 persen dengan asumsi tingkak kepercayaan 95 persen. (Aiy/Fajar)