FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Polemik seputar penyelenggaran haji di Indonesia masih menyisakan masalah rutin yang kerap terjadi setiap tahun, baik dari pembinaan di tanah air hingga ke Tanah Suci Makkah, Arab Saudi.
Olehnya itu, penanggungjawab pelaksanaan ibadah haji perlu meningkatkan pengawasan dan pembinaan yang lebih baik terkait dengan penyelenggaraan ibadah haji itu sendiri. Hal ini disampaikan oleh anggota DPD RI Hardi Selamat Hood saat menggelar diskusi di Media Center, Gedung Nusantara III, Rabu (27/9) dengan tema “Kemana Arah Pengawasan Penyelenggaraan Haji Kita?”.
Menurut Hardi, masalah yang kerap terjadi dipenyelenggaraan haji itu adalah kurangnya pembinaan melalui manasik haji yang hanya dititikberatkan pada ibadah hajinya saja, tanpa memperhatikan aspek penguasaan lapangan.
“Jika kita liat manasik haji saat ini lebih menitikberatkan pada ibadah hajinya saja tanpa memikirkan masalah aspek penguasaan lapangan. Hal-hal kecil seperti ini yang tidak diantisipasi oleh pembimbing hajinya,” kata hardi.
Selain masalah pembinaan, Hardi juga menyoroti kondisi fisik calon jamaah haji asal Indonesia. “Banyak Jemaah yang memaksakan diri untuk beribadah haji, tanpa menghiraukan kondisi fisiknya. Hal ini dapat menyebabkan resiko kematian tingkat tinggi,” kata Senator asal Provinsi Kepulauan Riau itu.
Lanjut Hardi, ketidakseimbangan Perbandingan petugas haji dengan peningkatan kuota jamaah haji juga menjadi masalah, hingga banyak jemaah yang masih tersesat saat beribadah. Untuk itu, selain penambahan petugas hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan pemberiaan alat deteksi berupa chip.
“Banyak sekali jamaah tersesat padahal sudah di jalan yang benar. Hal ini menunjukkan perbandingan petugas haji belum sebanding dengan penambahan kuota haji. Untuk itu diperlukan penambahan petugas dan agar jemaah dapat diberikan alat deteksi seperti chip sehingga tidak tersesat,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Sodik Mudjahid menyatakan, bahwa perlu adanya penyempurnaan pembinaan ibadah haji dan penambahan petugas haji saat ini. “Kita harus merevisi pembinaan terkait manasik haji. Bobotnya agar disempurnakan sehingga ada penguasaan medan,selain itu petugas haji juga perlu ditingkatkan jumlah dan pengetahuannya,” harapnya. (Aiy/Fajar)