FAJAR.CO.ID — Tokoh nasional, Rachmawati Soekarnoputri, tak setuju pada rencana Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo, yang hendak menggelar nonton bareng (nobar) film penumpasan pengkhianatan G30S/PKI menjelang Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober nanti.
Putri kedua Bung Karno mengatakan, film yang dibuat era kepemimpinan Presiden Soeharto itu hanya menceritakan kisah tragedi 1965 versi Orde Baru. Menurutnya, perlu terlebih dulu mencari tahu kebenaran peristiwanya.
“Rencana pemutaran Film G30S/PKI oleh panglima TNI harus terlebih dahulu dikonfirmasi kepada ahli sejarah dan saksi sejarah,” ujarnya kepada redaksi, Senin (18/9).
Lanjut Mbak Rachma, film tersebut jelas menceritakan keterlibatan Proklamator Soekarno dalam tragedi 1965. Sebuah tudingan yang sejatinya belum pernah terbukti secara faktual.
“Tidak boleh merupakan versi sepihak seperti yang pernah ditayangkan pada era Orba, di mana seolah-olah Bung Karno terlibat peristiwa tersebut,” jelas mantan Dewan Pertimbangan Presiden tersebut.
Menurut Mbak Rachma, pemutaran ulang Film G30S/PKI justru dapat menyesatkan generasi muda Indonesia. Selain berisi banyak adegan kekerasan, film yang menjadi tontonan wajib setiap tanggal 30 September di masa Orde Baru tersebut juga tidak banyak diketahui generasi muda saat ini.
“Akan berdampak pada pemutarbalikkan fakta sejarah, dan akan menyesatkan generasi muda.”
“Sebaiknya rencana tersebut ditunda,” tegas Mbak Rachma yang juga pendiri Partai Pelopor.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo berencana memutar ulang Film G30S/PKI di lingkup internal institusinya. Dia memastikan Kemendagri sudah mengizinkannya memerintahkan seluruh anggota TNI menonton film tersebut. Mengenai materi film yang masih menjadi polemik, Gatot memastikan bahwa menonton film tersebut sebagai salah satu upaya meluruskan sejarah. (wah/rmol/fajar)