FAJAR.CO.ID – Wakil Ketua DPR, Fadli Zon, meragukan hasil survei Center for Strategic and International Studies (CSIC) soal kepuasan masyarakat atas kinerja Jokowi-JK.
Menurut dia, fakta di lapangan berbanding terbalik dengan apa yang diungkapkan CSIC. Buktinya masyarakat masih mengalami kesulitan dalam bidang ekonomi. Harga-harga barang semakin naik dan daya beli masyarakat menurun.
“Kalau yang saya temukan di lapangan sih tidak seperti itu ya. Masyarakat masih menyampaikan kehidupan ekonomi sulit,” ujar Fadli saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (13/9).
Oleh sebab itu politikus Partai Gerindra ini mempertanyakan hasil survei yang mengukur tingkat kepuasan publik itu. Sebab dari hasil blusukannnya ke masyarakat, masih banyak yang menyampaikan keluhannya terhadap harga-harga di dalam negeri yang semakin tinggi.
“Dalam sektor ekonomi mulai dari sektor properti, retail, toko sampai ke pasar seperti Pasar Tanah Abang dan mall juga turun daya belinya. Ini saya menyerap aspirasi di beberapa daerah,” katanya.
Wakil Ketua Partai Gerindra ini berharap survei tersebut harus berbanding lurus dengan kondisi di lapangan yang sebenarnya. Sehingga apa yang dirasakan masyarakat bisa sesuai dengan fakta di lapangan.
“Jadi menurut saya tidak sesuai dengan di lapangan, kehidupan makin sulit, lapangan pekerjaan makin susah, pendapatan makin berkurang dan daya beli masyarakat lemah,” pungkasnya.
Sebelumnya, Peneliti CSIS Arya Fernandes mengatakan berdasarkan hasil survei yang dilakukan, terbukti responden puas dengan kinerja Jokowi-JK. Pasalnya dari tahun 2015 kepuasan terhadap Jokowi-JK terus naik.
Kata dia, di tahun 2015 kepusan publik sebesar 50,6 persen. Sementara di tahun 2016 sebesar 66,5 persen dan di tahun 2017 naik menjadi 68,3 persen.
Kepuasan publik kata dia tercatat dalam tiga hal, yakni hukum, ekonomi dan maritim. Di mana bidang hukum tahun 2015 kepuasan besar 51,1 persen, di 2016 sebesar 62,1 persen. Sementara di tahun 2017 naik menjadi 64,0 persen.
Kemudian dalam bidang ekonomi tahun 2015 tercatat kepuasan sebesar 30,0 persen. Kemudian di 2016 sebesar 46,8 persen, dan 2017 sebesae 56,9 persen.
Pada bidang maritim di tahun 2015 kepuasan publik sebesae 59,4 persen, 2016 sebesae 63,3 persen dan tahun 2017 sebanyak 75,5 pesen.
Sekadar informasi, survei ini dilakukan terhadap 1.000 responden yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Penarikan sampel dilakukan secara acak, dengan menggunakan metode multi-stage random Sampling. Sementara margin of error sebesar lebih kurang 3,1 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
(cr2/JPC)