FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah Dahniel Anzar Simanjuntak masih pesimistis kepolisian mau menuntaskan kasus penyerangan terhadap Novel Baswedan.
Itu menyusul pihak kepolisian yang tidak segera meningkatkan status perkara Novel dari penyelidikan ke penyidikan.
”Novel juga sudah mengatakan pesimis polisi punya kemauan untuk menuntaskan kasus ini,” ujarnya kemarin.
Dahnil menjelaskan, ciri-ciri terduga pelaku yang sketsa wajahnya dirilis kepolisian, secara samar mirip dengan pelaku yang pernah kepergok mau menyerang dan merampok penyidik KPK lain.
Sebelum penyerangan Novel, ada penyidik lain yang dirampok oleh lebih dari dua orang. Nah, salah satu pelaku perampokan itu mirip dengan wajah yang dirilis polisi. ”Agak mirip memang,” kata teman dekat Novel tersebut.
Aktivis Indonesia Legal Roundtable (ILR) Erwin Natosmal Oemar menyebutkan, sketsa wajah yang dirilis kepolisian sejatinya hampir serupa dengan ciri-ciri mata elang yang pernah ditangkap polisi namun dilepas lagi karena dianggap tidak terbukti.
Hal itu membuktikan bahwa integritas polisi dalam menanganani kasus Novel patut dipertanyakan.
Karena itu, Erwin mendesak ada tim gabungan pencari fakta (TGPF) yang independen untuk mengungkap kasus Novel.
Bila tim tersebut tidak dibentuk, publik bakal tetap pesimistis kepolisian mau menuntaskan perkara penyerangan tersebut.
”Kalau hanya dilakukan oleh internal polri, kami rasa sulit akan terungkap seperti kasus-kasus penyerangan terhadap aktivis antikorupsi lain.”
Disisi lain, rekan-rekan seperjuangan Novel di KPK tidak banyak berkomentar soal sketsa wajah yang dirilis kepolisian.
Hanya, mereka sejatinya sudah mengetahui wajah tersebut jauh-jauh hari sebelum polisi secara resmi menyampaikannya kepada publik kemarin.
”Teman-teman semua sudah tahu sketsa wajahnya,” kata jaksa senior dan pengurus wadah pegawai (WP) KPK Yadyin saat dihubungi. (byu/tyo)