FAJAR.CO.ID – Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) diluncurkan Presiden Joko Widodo di Istana Negara pada Kamis (27/7/2017). Peluncuran KNKS bersamaan dengan pembukaan Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI).
Presiden yang beken disapa dengan panggilan Jokowi itu mengharapkan KNKS akan membuat pasar perbankan syariah di Indonesia berkembang pesat. Merujuk data yang ada, Jokowi menyebut persentase pasar perbankan syariah 2017 baru 5,3 persen dari seluruh aset industri perbankan nasional.
“Padahal dengan modal kekuatan populasi umat Islam terbesar di dunia, sudah seharusnya dan sudah sepantasnya Indonesia menjadi yang terdepan, menjadi pemimpin, dan menjadi pusat keuangan syariah dunia,” kata Jokowi.
Lebih lanjut Jokowi juga mengajak publik melihat Arab Saudi yang punya pasar perbankan syariah hingga 51,1 persen, atau Malaysia (23,8 persen) dan Uni Emirat Arab (19,6 persen). Karena itu, peluang besar yang ada di pasar keuangan nasional menurutnya harus dimanfaatkan dan digarap seriius.
“Jangan sampai nantinya justru dimanfaatkan oleh negara lain,” ujar Jokowi di acara yang juga dihadiri Presiden RI Ketiga BJ Habibie, Wakil Presiden M Jusuf Kalla dan Ketua Umum IAEI Bambang PS Brodjonegoro itu.
Apalagi, sambung Jokowi, Indonesia saat ini memiliki institusi keuangan syariah dengan jumlah terbanyak di dunia. Rinciannya adalah 34 bank syariah, 58 operator takaful (asuransi syariah), 7 modal ventura syariah, serta lebih dari 5.000 lembaga keuangan mikro syariah dan 23 juta pelanggan.
“Saya yakin jika industri keuangan syariah betul-betul kita dorong maka keuangan syariah dapat menjadi salah satu solusi utama dalam pembiayaan pembangunan di negara kita, baik pembangunan ekonomi umat, infrastruktur, maupun dalam pembiayaan program pengentasan kemiskinan, serta mengurangi ketimpangan sosial,” jelasnya. (fat/jpnn/fajar)