FAJAR.CO.ID, MALAYSIA – Anggota parlemen Malaysia, Che Mohamad Zulkiflu Jusoh banjir kecaman gara-gara menyebut penolakan terhadap permintaan seks suami merupakan bentuk penyiksaan mental.
“Biasanya, penyiksaan itu termasuk istri yang memaki suaminya, itu penyiksaan emosi. Mereka meledek suaminya dan menolak kebutuhan seksualnya. Semua ini merupakan jenis penyiksaan emosi dan psikologi,” ujar Che.
Pernyataan tersebut dilontarkan Che di tengah perdebatan pembahasan amandemen undang-undang mengenai kekerasan domestik, pekan ini.
Selain masalah seks, pejabat Malaysia itu juga menyebut bahwa melarang pria Muslim menikahi istri kedua juga merupakan penyiksaan.
Di bawah payung hukum Syariah, pria Muslim Malaysia memang diizinkan memiliki hingga empat istri. Namun, mereka harus lebih dulu mendapatkan izin dari pengadilan.
Malaysia sendiri merupakan negara dengan mayoritas penduduk Muslim. Dari 30 juta penduduk Malaysia, 60 persen di antaranya beragama Islam.
Seperti dilansir CNN, Kamis (27/7/2017), Che langsung dihujani kritik dari berbagai pihak gara-gara pernyataannya tersebut.
Salah seorang aktivis hak asasi manusia, Marina Mahathir mengatakan, pemikiran anggota parlemen dari Terengganu itu berdasarkan ketidakpedulian kepada perempuan.
“Perempuan memiliki hak untuk menolak seks. Pemikiran bahwa ketika kalian menikahi seorang perempuan, kalian juga memiliki tubuhnya merupakan gagasan usang. Sangat konyol menyebut perempuan menolak seks merupakan penyiksaan,” ucap Marina Mahathir. (Fajar/pojoksatu)