FAJAR.CO.ID – Langkah ini akan diambil Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, karena jaringan televisi Al Jazeera dinilai telah memperburuk situasi kekerasan yang terjadi di Yerusalem.
“Jaringan Al Jazeera terus menggerakkan kekerasan di sekitar Temple Mount,” tulis Netanyahu dalam akun Facebook resminya, Rabu (26/7/2017).
“Saya telah berbincang beberapa kali dengan otoritas hukum untuk meminta penutupan kantor Al Jazeera di Yerusalem,” tegasnya seperti dimuat The Guardian.
“Jika ini tidak terjadi karena penafsiran hukum, saya akan berusaha memberlakukan undang-undang yang dibutuhkan untuk mengusir al-Jazeera dari Israel,” tambah pemimpin Israel tersebut.
Jaringan Al Jazeera sendiri belum memberikan komentar soal hal tersebut. (mel/rmol/fajar)