FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Umat Islam di Palestina hanya mampu salat di luar gerbang Masjid Al Aqsha akibat tindakan represif tentara zionis Israel yang menutup akses masuk.
Tindakan semena-mena tersebut disambut respons keras dari banyak pihak. Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) tak terkecuali.
PP KAMMI mengutuk keras tindakan represif tentara zionis Israel tersebut.
“Apa yang telah dilakukan zionis Israel tidak dapat dibiarkan karena telah menodai masjid suci umat Islam dan melecehkan umat Islam,” tegas Ketua Umum Pengurus Pusat KAMMI, Kartika Nur Rakhman, melalui rilis yang diterima redaksi, siang ini (Rabu, 19/7/2017).
Kartika menekankan, peristiwa memilukan di Masjid Al Aqsha telah menunjukkan kejahatan dan wajah penjajah Israel yang sebenarnya dengan merenggut kemerdekaan rakyat Palesina bahkan untuk beribadah.
Sementara, Ahmad Jilul Qurani Farid selaku Bidang Hubungan luar negeri PP KAMMI menambahkan bahwa komitmen Indonesia terhadap Palestina kini benar-benar diuji.
“Dalam kampanyenya Jokowi lantang berkata akan bersama rakyat Palestina, sementara Al Aqsha adalah jantung Palestina. Dan ketika jantung itu diserang sementara pemerintah Indonesia hanya diam saja maka hal tersebut hanyalah omong kosong belaka,” kritiknya.
Menurut Amad, sebetulnya banyak langkah strategis yang bisa dilakukan oleh pemerintah Indonesia.
“Indonesia yang kini ada bersama Turki yang sama-sama negeri dengan mayoritas muslim dalam G20, seharusnya mampu mendorong pemimpin dunia dan berbagai negara untuk mengutuk dan menghentikan penodaan Israel terhadap Al Aqsha,” ujar Ahmad.
Dalam waktu dekat jika pemerintah tidak bertindak apapun untuk membantu menyelamatkan Al Aqsha, Kartika menyatakan bahwa KAMMI akan bergerak turun bersama berbagai elemen ke jalan.
“PP KAMMI bersama umat akan turun membela Al Aqsha dan memberikan kontribusi terbaik kami terutama menekan pemerintah agar sesegera mungkin bertindak untuk Al Aqsha, Pemerintah berdosa besar jika tak bertindak untuk Al Aqsha,” pungkas Kartika. (wid/rmol/fajar)