FAJAR.CO.ID – Perempuan-perempuan cantik ini sedang menjadi headline di Thailand. Bukan karena prestasi atau kecantikannya. Mereka adalah pembunuh berdarah dingin yang baru saja diringkus oleh pihak kepolisian.
Namun, alih-alih mendapat hujatan, mereka menjadi selebriti dadakan. Kenyataan bahwa mereka sudah membunuh dengan sadis seolah tidak dipedulikan.
Media Thailand malah banyak membahas dan memposting foto-foto tidak biasa mereka saat berada di dalam tahanan. Mulai dari memakai make-up di dalam penjara, tertawa bebas dengan petugas imigrasi, bahkan berfoto dengan riang sambil menggunakan masker wajah sebelum muncul di depan media.
Ketenaran mereka pun bikin barang-barang yang mereka miliki, seperti tas, baju yang dikenakan, sandal jepit, bahkan bantal, laris manis di pasaran.
Sebenarnya, ada lima orang yang diduga terlibat dalam pembunuhan tersebut. Tetapi, media berfokus pada trio perempuan pembunuh yang dipimpin oleh Preeyanuch “Preaw” Nonwangchai.
Perempuan 24 tahun itu dilabeli femme fatale karena diduga sudah mencekik kemudian memotong dua tubuh korbannya, Warisara “Am” Klinjui.
Seorang pelaku mengatakan kalau Klinjui dibunuh karena Nonwangchai punya dendam kepada perempuan 22 tahun itu. Klinjui disebut sebagai salah seorang yang memberikan informasi kalau suami Nonwangchai adalah pengedar narkoba kepada polisi. Akibatnya, suami Nonwangchai masuk penjara.
Selain Nonwangchai, ada Kawita “Earn” Ratchada, 25, dan Apiwan “Jae” Sattayabundit, 28, yang membantu aksi biadap itu. Dan mereka yang bersembunyi ke Birma setelah melakukan kejahatan tersebut akhirnya berhasil ditangkap dan mengakui perbuatannya.
Tetapi, media memperlakukan mereka bak selebriti. Foto-foto, terutama Nonwangchai yang provokatif pun menghiasi media-media Thailand.
”Banyak orang di luar sana yang sekarang suka dengan Nonwangchai. Mereka melihatnya sebagai idola sekarang,” ujar Uajit Virojtrairat, direktur Foundation for Media Studies kepada Bangkok Post.
Pembunuhan Klinjui sendiri berlangsung pada awal Mei lalu. Dia dijebak dengan tawaran pekerjaan. Namun, di dalam mobil, Klinjui dicekik sampai tewas.
Untuk menyembunyikan tubuhnya, Nonwangchai memotongnya menjadi dua bagian dan memasukkannya ke dalam karung dibantu teman-temannya.
Mayat tersebut kemudian dikubur di pedalaman Thailand. Tetapi, karena kurang dalam, bau mayat Klinjui tetap menyebar dan membuat warga yang melintasi kawasan tersebut curiga. Akhirnya, mayatnya ditemukan. (tia/jpk/fajar)