FAJAR.CO.ID, HAMBURG – Pada pertemuan KTT G-20 di Hamburg, Jerman, Jumat siang waktu setempat (7/7/2017), Presiden RI, Joko Widodo, disambangi sejumlah kepala negara, seperti Perdana Menteri Spanyol, Mariano Rajoy Brey, dan PM Kanada, Justin Trudeau.
Jokowi menyambut ramah para kepala negara tersebut dengan berulang kali tersenyum. Pertemuan digelar terbuka di arena KTT G20, Hamburg, Jerman.
Yang tak kalah menarik dari pembahasan yang diulas adalah soal penampilan Jokowi pada pertemuan pemimpin-pemimpin dunia itu.
Penampilan Jokowi cukup keren dengan setelan jas yang cerah dan sepatu yang kinclong. Penampilannya jauh dari kata “ndeso”, seperti yang selalu digambarkan tentang sosok Jokowi yang sederhana dan merakyat.
Sudah sepatutnya Jokowi tampil formal di hadapan para pemimpin-pemimpin dunia. Masa Presiden Indonesia kalah keren dari negara lain.
Ketika menyambut Perdana Menteri Spanyol, Jokowi membahas isu kerja sama dalam konteks industri strategis.
“Ini karena Indonesia dan Spanyol sudah memiliki kerja sama untuk industri strategis sejak dari tahun 1976,” terang Menteri Luar Negeri (Menlu RI), Retno Marsudi, kepada wartawan.
Pada arena KTT G-20 kali ini, Jokowi menyombongkan keberhasilan Indonesia dalam menangani masalah terorisme dengan program deradikalisasi.
Jokowi menerangkan bahwa hanya tiga dari 560 mantan aktor teroris, atau hanya 0,53 persen, yang berkeinginan melakukan aksi terorisme kembali.
Jokowi juga menerangkan bagaimana Pemerintah Indonesia merekrut para pengguna akun sosial media yang berpengaruh untuk menyebarkan pesan perdamaian.
“Dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama juga berperan penting dalam menyebarkan perdamaian dan ajaran Islam yang toleran,” ujar Jokowi saat tampil di arena KTT G-20.
Jokowi mengatakan, Indonesia mempunyai posisi unik sebagai negara majemuk, dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia dan negara demokrasi terbesar ketiga di dunia.
Dengan posisi yang unik dan strategis, lanjut presiden, Indonesia berkomitmen untuk menjadi bagian dari upaya global memberantas terorisme serta menyebarkan perdamaian dan toleransi.
Sebelumnya, dalam kesempatan sama, Jokowi juga mengangkat kasus pengepungan Marawi di Filipina oleh jaringan kelompok ISIS.
“Kasus Marawi merupakan panggilan untuk kita semua bahwa jaringan ISIS kini telah menyebar dan afiliasi dengan teroris lokal terus terjadi,” papar presiden seperti dikutip dari website Sekretariat Kabinet RI.
Sebagai upaya pencapaian solusi atas Marawi, Jokowi juga menyampaikan bahwa perundingan trilateral antara Indonesia-Malaysia-Filipina telah dilaksanakan dengan inisiatif dari Indonesia.
“Kedepan, ASEAN juga akan bekerja sama dengan Australia dalam pemberantasan terorisme di kawasan,” kata Presiden.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam sesi I tersebut adalah Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi; Menteri Keuangan, Sri Mulyani; Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, dan Kepala BKPM, Thomas Lembong. (fajar)