FAJAR.CO.ID – Ledakan terjadi pada Senin malam (3/7/2017) saat pabrik tersebut disiapkan untuk melanjutkan operasinya pasca-libur lebaran. Menurut laporan, 10 orang tewas dan puluhan lainnya terluka akibat kejadian mengangetkan itu.
“Sembilan orang tewas dalam ledakan tersebut dan satu lainnya meninggal di rumah sakit,” kata Palash Chandra Modak, petugas pemadam kebakaran.
Pabrik garmen di Bangladesh ini dimiliki oleh Multifabs Limited, sebuah perusahaan di pinggiran ibu kota, Dhaka. Pihak Multifabs mengatakan bahwa sejumlah alat yang didapat dari Jerman, baru saja diservis.
“Ini kecelakaan, semuanya baik-baik saja,” kata Mahiuddin Faruqui, ketua perusahaan seperti dimuat Reuters.
Pihak berwenang masih melakukan investigasi mendalam atas insiden tersebut.
Industri garmen Bangladesh merupakan yang terbesar di dunia setelah Cina. Sektor tersebut telah mempekerjakan 4 juta orang dan menghasilkan 80 persen dari pendapatan ekspor negara tersebut.
Perusahaan tersebut memasok pakaian rajutan ke klien di Swedia, Denmark, Jerman, Rusia, Spanyol, Belanda dan Inggris, termasuk ke Littlewoods, salah satu merek ritel tertua di Inggris, menurut situsnya.
Rangkaian fashion Lindex, yang merupakan bagian dari peritel Finlandia Stockmann, mengatakan bahwa perusahaan Bangladesh adalah salah satu pemasok terpentingnya. (mel/rmol/fajar)