FAJAR.CO.ID- Pencabutan subsidi listrik yang dilakukan kepada 4,1 juta rumah tangga pelanggan 900 Volt Amper (VA) telah membuat bingung masyarakat. Hal itu diungkapkan Anggota Komisi VII DPR Eni Maulani Saragih.
Pemerintah memang mengatakan pencabutan subsidi untuk 900 VA bukan berarti listrik naik melainkan kembali ke harga normal. Namun kenyataannya, masyarakat awam menilai itu adalah kenaikan harga.
“Istana bilang nggak ada kenaikan, harga normal, tapi yang dirasakan masyarakat itu naik kan?” ujarnya kepada JawaPos.com, Minggu (18/6).
Eni menuturkan, ketidakpahaman masyarakat yang disubsidi itu karena tidak adanya informasi dari PLN. Karena itu, ketika subsidinya dicabut, masyarakat merasa bahwa harga listriknya menjadi naik.
“Di dapil bilang bu naik ya? Masyarakat mana ngerti subsidi. Yang mereka tau saya bayar setiap bulan 100 ribu sekarang bayar 150 ribu,” imbuh legislator dapil Jawa Timur itu.
Untuk itu, seharusnya PLN memberi informasi terlebih dahulu sebelum mengeluarkan kebijakan terkait listrik. “Pakai surat misalnya bahwa hari ini mereka sudah harga normal bukan subsidi. Sehingga masyarakat tahu,” ketus Eni
Memang, jika ada penyesuaian tarif, masyarakat menengah ke atas tidak terlalu peduli dengan kenaikan harga walaupun tidak ada pemberitahuan resmi. “Tapi yang di bawah menjerit,” tegasnya.
Sementara Eni mengklaim bahwa komisi VII DPR setuju subsidi yang tepat sasaran. Namun pendataan harus dilakukan secara tepat.
Sebab, masih banyak pengguna 900 VA sejatinya masyarakat yang tengah menaikkan taraf hidupnya dengan membangun usaha kecil dan menengah. “Bagaimana dipikirkan yang 900 VA yang sudah mampu tapi rentan miskin ini. Yang rentan miskin itu efeknya jadi miskin lagi sekarang,” pungkas Eni. (dna/JPG)