FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Sudah hampir dua bulan, penyidik andalan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mendapat perawatan usai di siram dengan cairan kimia.
Kini, kondisi Novel mulai membaik. Namun mata sebelah kirinya masih belum dapat melihat secara baik. “Karena mata kiri Novel dilakukan pencopotan membran lapisan luar kornea, dan hanya bisa melihat huruf paling besar saja,” ujar Febri Diansyah di gedung PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Sabtu (10/6).
Hingga saat ini menurutnya, penglihatan mata kiri Novel tidak sama seperti mata kanan. Menurut mantan penggiat antikorupsi ini, mata kanan Novel sudah bisa membaca tulisan. “Alhamdulillah mata kanan sudah lebih baik,” katanya.
Karena belum pulih, Febri pun mengaku belum bisa memastikan kapan Novel bisa kembali ke Indonesia, sehinga bisa melakukan rawat jalan.
Dia berharap kasus ini bisa cepat diselesaikan oleh pihak kepolisian. Karena pada saat Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) melakukan dialog dengan KPK, lembaga yang dikepalai oleh Nur Kholis ini takut, apabila pelaku penyiraman cairan kimia ke novel tidak ditemukan.
Tutur Febri, artinya akan semakin banyak ancaman yang dilakukan oleh para koruptor terhadap lembaga yang dikepalai oleh Agus Rahardjo ini. “Karena Novel hanya satu dari seluruh anak muda yang punya komitmen melakukan pemberantasan korupsi,” tukasnya.
Sebelumnya, pada 11 April 2017 lalu penyidik senior KPK Novel Baswedan mendapatkan teror dengan wajahnya disiram oleh cairan kimia, usai melakukan salat Subuh di kediamannya kawasan Kelapa Gading, Jakarta.
Atas siraman air keras tersebut, Novel akhirnya di bawa ke RS. di Singapura untuk menjalani pengobata, setelah sebelumnya menjalani pengobatan di dua RS di Jakarta. (Fajar/jpg)