SEMARANG, RAKYATJATENG – Ada cerita unik dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri saat menyebut nama Wakil Walikota Semarang.
Megawati rupanya gagap dalam menyebut nama asli Wakil Walikota Semarang yang dibilang susah untuk diucapkan secara lengkap.
Nama asli Wakil Walikota Semarang yakni Hevearita Gunaryanti Rahayu, cukup susah untuk diucapkan oleh Megawati.
Meski begitu, Megawati sangat mengenal siapa sosok wakil walikota Semarang tersebut.
Megawati bilang biasa menyapa nama Wakil Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu dengan sapaan Mbak Ita.
Cerita Megawati itu terdapat dalam video YouTube dari akun resmi PDI Perjuangan, saat Megawati memberikan pengarahan dalam acara Penyampaian Tali Asih Kader Partai yang Meninggal Dunia Terpapar Covid-19.
Dalam video yang diunggah, Megawati saat itu menyapa para kader dengan mengabsen para kepala daerah yang terlihat pada layar webinar, ada dua nama pertama langsung disebut Megawati.
Pertama ada nama Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan yang kedua nama wakil walikota Semarang.
“Ada wakil walikota Semarang ibu.. saya kalau memanjangkan namanya suka gagap, karena kok susah banget, jadi saya selalu menyapanya Mbak Ita saja,” kata Megawati.
Nama Hevearita Gunaryanti Rahayu memang cukup susah disebut bagi sebagian kalangan.
Warga Semarang pun juga akrab mengenal nama wakil walikota Semarang tersebut dengan ucapan yang lebih merakyat Mbak Ita.
Selanjutnya, Megawati lalu memberikan arahan bagi para kepala daerah, terutama dalam masa pandemi Covid yang belum berakhir.
Bagi seluruh kepala daerah kader PDI Perjuangan diminta untuk membantu pemerintah dalam penanganan pandemi di masyarakat.
Para kepala daerah tidak boleh berpangku tangan dengan program dari pusat saja, lebih dari itu usaha sekecil apapun gerakan menolong orang harus dilakukan.
Terutama dalam pemenuhan kebutuhan ketahanan pangan di masyarakat selama pandemi belum berkahir.
Megawati kembali mencontohkan usaha kepala daerah yang dilakukan pada masa pandemi.
Lagi-lagi nama Mbak Ita disebut Megawati Soekarno Putri.
“Saya bilang pada Mbak Ita untuk mempelopori, karena kelihatannya dia senang tanaman, pinter nanam,” katanya.
Megawati rupanya menginstruksikan pada Mbak Ita menggerakkan ketahanan pangan di masyarakat dengan urban farming.
Dalam instruksinya, Mbak Ita diminta memanfatakan botol bekas dan lainnya sebagainya sebagai wadah biji-bijian lalu ditanam sampai panen.
“Dengan pola itu maka tanpa mengeluarkan biaya dengan sedikit kerja,” kata Megawati.
Mbak Ita juga diperintah untuk mendokumentasikan vidio urban farming. Agar bisa dilihat oleh siapa saja untuk bisa belajar secara daring di media sosial.
“Itu saya lakukan, nanti saya video, supaya kalian bisa mengerti maksud saya, karena hasilnya bisa untuk kita sendiri, bisa dibagikan ke rakyat, ada sayur-sayura, buah- buahan,” kata Megawati.
Diketahui, jika Mbak Ita getol dalam menggerakkan urban farming pada masyarakat sebagai upaya ketahan pangan.
Di rumah pribadinya, Mbak Ita juga memiliki kebun urban farming yang ditanam aneka jenis sayuran, buah-buahan sampai padi yang ditanam pada pot.
Hasilnya sudah panen dengan bisa dinikmati sendiri juga dibagikan pada warga sekitar.
“Instruksi Bu Ketua Umum jelas, kita wajib berbuat sekecil apapun untuk membantu masyarakat, saya lakukan dengan urban farming,” katanya, Selasa 5 Oktober 2021.
Alumni Fakultas Pertanian Universitas Veteran Yogyakarta ini juga menularkan ilmu urban farming nya pada para masyarakat yang dibentuk dalam wadah Kelompok Wanita Tani (KWT) di tiap kelurahan.
Dia memberikan pelatihan bagi para KWT di kebun pribadinya. Setelahnya, akan disalurkan benih atau biji-bijian tananmam untuk dibudidayakan di tiap KWT.
Aneka jenis urban farming saat ini sudah mulai menuai hasil, dengan hampir setiap hari ada panen urban farming di tiap KWT.
“Ini upaya masyarakat menjaga ketahanan pangan, hasilnya bisa dinikmati sendiri tidak usah belanja sayuran buah, dan bisa dibagikan pada yang lainnya,” katanya. (Sen)