SOLO, RAKYATJATENG – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surakarta mencatat inflasi di Kota Bengawan sebesar 0,01 persen. Angka ini menjadi inflasi terendah secara nasional.
Dari 90 kota indeks harga konsumen (IHK) nasional, sebanyak 34 kota mengalami inflasi. Kota dengan inflasi tertinggi adalah Pangkal Pinang sebesar 0,60 persen. Di Kota Solo, pemicu inflasi salah satunya adalah perguruan tinggi.
Komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan sumbangan inflasi antara lain, akademi atau perguruan tinggi, taman kanak-kanak, upah asisten rumah tangga, minyak goreng, besi beton, rokok kretek filter, tarif kendaraan roda dua online, dan pasta gigi.
Sebaliknya, komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menghambat besarnya inflasi adalah telur ayam ras, daging ayam ras, cabai rawit, bawang merah, bayam, dan pasir.
“Namun perkembangan harga berbagai komoditas di Kota Solo secara umum menunjukkan adanya kenaikan pada September 2021. Terjadi kenaikan IHK dari 105,95 pada Agustus 2021 menjadi 105,96 pada September 2021,” jelas Kepala BPS Kota Surakarta, Totok Tavirijanto, kemarin (2/10).
Totok menyebut, jika dibandingkan pada bulan yang sama, inflasi tahun sebelumnya lebih rendah, sebesar 0,09 persen. Laju inflasi tahun kalender Januari-September 2021 sebesar 1,29 persen, sedangkan laju inflasi year on year pada September 2021 terhadap September 2020 sebesar 1,88 persen.
“Ada delapan kelompok pengeluaran konsumsi mengalami kenaikan. Yaitu kelompok pakaian dan alas kaki naik 0,01 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga naik 0,03 persen. Kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga naik 0,44 persen. Dan kelompok kesehatan naik 0,05 persen,” beber Totok.
Dilanjutkan kelompok transportasi naik 0,20 persen. Kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan naik 0,01 persen. Kelompok pendidikan naik 3,04 persen. Dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya naik 0,28 persen.
“Sebaliknya kelompok makanan, minuman dan tembakau turun 1,07 persen. Kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya turun 0,06 persen. Sedangkan kelompok penyediaan makanan, minuman, atau restoran relatif stabil,” sambungnya.
Dari enam kota di Provinsi Jawa Tengah yang dihitung angka inflasinya pada September 2021, imbuh kepala BPS Surakarta, tercatat dua kota mengalami inflasi. Inflasi terjadi di Kota Tegal sebesar 0,02 persen dan Kota Solo sebesar 0,01 persen.
Sebaliknya empat kota lainnya mengalami deflasi. Deflasi terbesar terjadi di Kota Semarang sebesar 0,14 persen. Diikuti Kota Purwokerto sebesar 0,13 persen. Kota Cilacap sebesar 0,12 persen. Dan Kota Kudus sebesar 0,03 persen. (aya/wa/dam/JPC)