Harga kedelai impor kembali mengalami kenaikan. (int)
KUDUS, RAKYATJATENG – Harga jual kedelai impor di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, setelah sebelumnya sempat turun menjadi Rp9.850 per kilogram, kini naik lagi menjadi Rp9.950 per kilogram, sedangkan permintaan juga cenderung turun.
“Kenaikan harga jual kedelai tersebut terjadi sejak satu pekan terakhir setelah sebelumnya sempat turun harga dari harga jual tertinggi pada akhir Mei 2021,” kata Manajer Primer Koperasi Tahu-Tempe Indonesia (Primkopti) Kabupaten Kudus Amar Ma’ruf di Kudus, Jumat.
Pada akhir Mei 2021, kata dia, harga komoditas impor tersebut sempat melambung hingga mencapai Rp10.750/kg, kemudian berangsur turun menjadi Rp9.650/kg. Akan tetapi, pekan kedua bulan Juli 2021 kembali naik menjadi Rp9.850 dan saat ini naik lagi menjadi Rp9.950/kg.
Ia mengakui belum bisa memastikan penyebab fluktuasi harga jual kedelai impor tersebut. Sebelumnya fluktuasi harganya disebabkan karena naiknya indeks perdagangan dan pengaruh dolar.
Terkait belum stabilnya permintaan kedelai impor, dia menduga karena kondisi pasar belum stabil mengingat sejak ada pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat hingga PPKM level 4 banyak pelaku usaha kuliner yang belum bisa berjualan secara normal.
Untuk stok kedelai impor sendiri tersedia cukup karena di gudang ada 40-an ton kedelai. Jumlah tersebut juga masih bisa ditambah karena dari distributor tersedia melimpah.
Dinas Pasar Kabupaten Kudus sendiri selama PPKM terpaksa menutup pasar tiban berskala besar di beberapa lokasi, meskipun akhirnya ada yang dibuka kembali dengan pemantauan ketat dalam penerapan protokol kesehatannya.
Sementara jumlah pedagang di masing-masing pasar tiban juga banyak sehingga permintaan tahu dan tempe juga akan berdampak.
Jumlah pengusaha tahu dan tempe di Kabupaten Kudus sendiri diperkirakan mencapai 300-an pengusaha yang tersebar di sejumlah kecamatan, seperti Kecamatan Kota, Jekulo, Kaliwungu, Dawe, Bae, Gebog, Undaan, Mejobo dan Jati. (Antara)