Begini Serunya Saat Cawalkot Hendi Nyamar Jadi Ojol untuk Temui Warga

  • Bagikan

SEMARANG, RAKYATJATENG – Cara unik dilakukan calon petahana Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi untuk menyerap aspirasi masyarakat. Hendi sapaan akrabnya menyamar menjadi driver ojek online (ojol) dan berkeliling Kota Semarang untuk berkomunikasi dengan masyarakat.

Untuk meyakinkan penyamarannya, Hendi tak lupa mengenakan Helm dan juga jaket khas ojol serta masker. Dirinya juga tampak tidak canggung masuk ke komunitas driver ojol.

Sejak diunggah pada Rabu (21/10), video penyamaran Hendi menjadi driver ojol itu pun viral dan telah ditonton lebih dari 200.000 pengguna media sosial di berbagai platform.

Dalam video berjudul ‘Sehari Menjadi Driver Ojol’, penyamaran Hendi tak 100 persen berhasil. Meski wajahnya tertutup helm dan masker, sejumlah orang masih mengenalinya sebagai orang nomor satu di Semarang.

Seperti yang ada dalam video, dirinya dikenali saat membeli makanan untuk layanan pesan antar. “Pak Hendi ya? Aku tahu, Pak Hendi ya,” sebut penjual makanan tersebut. “Loh? Aku? Bukan!” jawab Hendi mengelak.

Ketika dikonfirmasi, ojol sendiri dipilih Hendi sebagai objek penyamaran karena dianggap sebagai profesi yang bersentuhan langsung dengan masyarakat berbagai lapisan.

“Sedulur-sedulur driver ojol ini bersentuhan langsung dengan masyarakat dari berbagai lapisan. Termasuk saya sendiri, kalau malam butuh apa pakai ojol. Sehingga di sisi lain juga bisa mengukur kondisi ekonomi Kota Semarang,” ujar dia, Kamis (22/10/2020).

“Misal, dari order makanan, yang paling ramai dipesan ada pada segment mana. Lalu kalau penumpang, orderannya seberapa banyak. Apa yang saya lihat langsung ini bisa jadi tolok ukur penting,” tambahnya.

Di samping ingin mengetahui keluhan warga soal ekonomi, dengan cara yang dilakukannya, Hendi juga menyebutkan dapat lebih memahami aspirasi masyarakat terhadap kinerja pemerintah selama ini.

Ia mengaku baru menjalani eksperimen sosial ini pertama kali dan hasilnya efektif. Ia bisa langsung mengetahui pandangan masyarakat tanpa ada yang ditutup-tutupi.

“Selain itu khusus kemarin, saya juga bisa sekaligus mengukur sebarapa paham masyarakat tentang adanya Pilwalkot pada tanggal 9 Desember 2020, yang kemudian harapannya KPU dapat lebih masif melakukan sosialisasi,” ceritanya. (Sen)

  • Bagikan