REMBANG, RAKYATJATENG – ”Astaghfirullahaladzim.” Begitu kata yang diucapkan Bayu Andriyanto saat mengumumkan dia pecah kongsi dengan Abdul Hafidz pada Pilkada Rembang 2020 nanti.
Dengan didampingi istrinya, Vivit Dinarini Atnasari kemarin, mata pria yang menjabat wakil bupati Rembang, Jawa Tengah, ini, berkaca-kaca dan memerah. Dia membacakan surat terbuka tentang pengunduran diri berkoalisi dengan Abdul Hafidz.
Pernyataan ini dikeluarkan Bayu setelah mendapatkan kabar dia tak dikehendaki mendampingi Hafidz pada pilkada nanti. ”Kabar itu masuk ke telinga Bayu dari sumber terpercaya. Salah satunya, dari tokoh paguyuban dan mantan pejabat teras Kabupaten Rembang,” ujarnya.
Dia juga menuturkan, dalam waktu dekat mencabut berkas pendaftaran sebagai bakal calon wakil bupati (bacawabup) di DPC PPP Rembang.
”Tahun 2015 adalah debut saya dalam dunia politik. Saya diminta mendampingi Bapak H Abdul Hafidz sebagai wakil bupati Rembang. Alhamdulillah melalui jalur independen, kami mendapatkan amanah untuk bersama-sama memimpin Rembang untuk periode 2016-2021,” kata ketua DPD Partai Nasdem Rembang ini.
Banyu mengucapkan terima kasih kepada segenap paguyuban kepala desa, perangkat desa, partai-partai pendukung, dan segenap lapisan masyarakat yang telah memenangkannya pada Pilkada 2015 itu.
”Perlu saya sampaikan di sini, bahwa salah satu komitmen kami bersama adalah menjaga kekompakan dan keutuhan koalisi sampai dua periode. Saya sepakat dan menyadari sepenuhnya pentingnya komitmen menjaga keberlangsungan pembangunan Rembang. Saya tidak akan mengorbankan perasaan masyarakat dan kabupaten ini hanya untuk ego pribadi yang tidak beralasan,” sambung Bayu.
Atas komitmen itu, pada 28 Desember 2019 lalu, Bayu mewakili Partai Nasdem mendaftar dan ikut seleksi sebagai bacawabup pada penjaringan DPC PPP. Kemudian, pada awal Juni lalu, DPC PPP Rembang menetapkan Bayu menjadi salah satu dari empat nama yang diusulkan menjadi bacawabup mendampingi Bacabup Abdul Hafidz.
Dia mengaku, komunikasi politik baik PPP dengan Abdul Hafidz berjalin baik-baik saja. Hanya, dinamika politik yang terjadi saat ini di luar dugaan. ”Saya menyadari kehendak tersebut adalah hak sepenuhnya Bapak Abdul Hafidz,” terangnya.
Sementara ditanya tentang langkah selanjutnya, apakah akan maju dengan mencari koalisi lain. Dia mengaku, untuk sementara memilih cooling down.
”Untuk langkah selanjutnya tunggu saja kabar selanjutnya. Sambil menunggu rekomendasi DPP Partai Nasdem. Saya ingin Rembang kondusif. Itu yang terpenting. Untuk itu, surat terbuka yang saya sampaikan ini, atas nama pribadi. Bukan atas nama Partai Nasdem,” ungkapnya.
Sementara itu, DPC PPP Rembang tidak memberikan sikap atas pernyataan Bayu. Sebab, belum ada keputusan resmi. Wakil Ketua DPC PPP Rembang Hafidzin saat dikonfirmasi mengatakan, hingga kemarin sore keputusan Bayu itu belum didengar lingkup internal partai berlambang Kakbah itu.
Dia melanjutkan, hubungan antara Hafidz dan Bayu selama ini juga baik-baik saja. Terkait hubungan selama ini prosesnya masing sebelum-sebelumnya. Seperti yang disampaikan dari tujuh calon yang mendaftar dimintakan rekom pusat. Akhirnya empat nama turun.
Dia mengaku, tahapan pemilihan figur bacawabup sudah dilalui. Surat permohonan rekom untuk empat nama juga sudah dikirim ke pusat melalui DPW PPP Jateng. Sampai saat ini memang belum ada keputusan dari DPP PPP. Beberapa kali ada rencana rekom turun, namun selalu mundur. Salah satunya akibat adanya Covid-19.
Dengan mundurnya Bayu, bacawabup di penjaringan PPP Rembang tinggal menyisakan dua nama. Zaimul Umam (Gus Umam) dan Arifin. Sebelumnya, Ketua DPC Demokrat Rembang Harno juga mencabut pendaftaran dan maju sendiri menjadi bacabup.
Disinggung apakah para bacawabup mundur karena terlalu lama rekom turun, dia menjawab bisa jadi demikian. ”Barangkali (para bacawabup) kurang sabar menunggu (rekom),” ujarnya.
(ks/noe/lin/top/JPR/JPC)