Pilkada Solo: Tim Gibran Godok Calon Wakil, Bukan Purnomo atau Teguh

  • Bagikan
Gibran Rakabuming Raka. (ISWARA BAGUS/RADAR SOLO)

SOLO, RAKYATJATENG – Tim internal bakal calon wali kota Surakarta dari PDIP Gibran Rakabuming Raka yakin bakal memperoleh rekomendasi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP. Kini mereka tengah menyiapkan calon wakil wali kota (cawawali) yang akan mendampingi putra sulung presiden Joko Widodo itu berlaga di pilkada. Namun, nama Achmad Purnomo maupun Teguh Prakosa tidak masuk dalam bursa calon AD 2.

Aktivis relawan Gibran, Antonius Yogo Prabowo mengatakan, tim internal menggodok sejumlah nama untuk dijodohkan dengan pengusaha martabak dan katering itu dalam Pilkada 2020. Beberapa kali tim ini menggelar diskusi untuk memantau pergerakan politik sejumlah tokoh. Tiga syarat yang diajukan yakni muda, memiliki elektabilitas tinggi, dan memahami birokrasi.

“Kalau AD 1 kita sudah selesai, sekarang sedang mendiskusikan AD 2-nya. Beberapa nama sempat muncul sebagai representasi anak muda. Seperti Ginda Ferachtriawan, Budi Prasetyo, Jeng Putri (Putri Woelan Sari Dewi), Dinar Retna, Diah Warih. Kami terus melihat bagaimana beliau-beliau turun ke bawah,” katanya.

Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini membenarkan jika dalam bursa pencalonan AD 2 yang digagas tim internal Gibran, tidak ada nama pasangan bakal calon wali kota dan wakil wali kota usulan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Surakarta, Achmad Purnomo dan Teguh Prakosa. Yogo menyebut ada alasan mengapa keduanya tidak disebut dalam perebutan posisi calon wakil wali kota pendamping Gibran.

“Dengan segala hormat, menurut kami sudah tidak saatnya beliau-beliau ini. Pak Pur, secara objektif, selama ini kami me-review tidak ada gebrakan yang dilakukan, kecuali benar-benar sebagai wakil wali kota. Artinya ketika wali kota berhalangan beliau baru tampil. Kalau Pak Teguh kami melihat beliau lebih cocok di legislatif karena keunggulan beliau itu memelihara konstituen,” paparnya.

Meski sudah dibahas secara internal, nama-nama calon wakil wali kota tersebut tidak buru-buru disampaikan ke masyarakat. Tim internal memilih untuk menyimpan sembari mengamati perkembangan kondisi politik sebelum turun rekomendasi dari DPP PDIP.

“Kita sifatnya menunggu rekomendasi resmi PDIP. Itu strategi paling baik saat ini. Kami tidak ingin merusak rencana Mas Gibran dengan PDIP. Jangan sampai ketika Mas Gibran punya rencana malah rusak karena sikap kami,” terang Yogo.

Terpisah, Achmad Purnomo tak mempermasalahkan namanya tak tertulis dalam bursa bakal calon wakil wali kota tim internal Gibran. Sebaliknya, dia menyerahkan seluruh keputusan terkait rekomendasi ini ke DPP PDIP, yang hingga saat ini belum juga turun.

“Silakan saja, yang jelas saya ini calon wali kota yang diajukan DPC atas dukungan seluruh anak cabang sampai ranting. Kita tunggu saja (rekomendasi) daripada berandai-andai,” kata Purnomo yang saat ini juga menjabat wakil wali kota Surakarta itu. (rs/irw/per/JPR/JPC)

  • Bagikan