Elektabilitas Gibran ‘Meroket’ 307 Persen, Purnomo 8,6 Persen

  • Bagikan
Bacawali Gibran Rakabuming Raka (tengah) membaki sembako kepada warga selama pandemi. Aksi sosial ini dinilai sangat efektif meningkatka popularitas di tengah masyarakat. (RADAR SOLO PHOTO)

SOLO, RAKYATJATENG – Angka elektabilitas bakal calon wali kota Surakarta dari PDIP, Gibran Rakabuming Raka mengalami loncatan signifikan.

Putra sulung presiden Joko Widodo itu mampu melakukan akselerasi elektabilitas sebesar 307 persen dalam kurun waktu enam bulan. Sementara elektabilitas sesama bakal calon wali kota dari PDIP, Achmad Purnomo hanya mengalami kenaikan 8,6 persen.

Pada Juli 2019, elektabilitas Gibran masih berada di angka 13 persen. Kalah telak dengan incumbent Purnomo yang saat itu sudah berada di posisi 38 persen.

Satu semester berjalan, pengusaha martabak itu terus memperbaiki elektablitas melalui mesin politik yang solid. Hasilnya, pada Januari 2020 mampu menggenggam elektabilitas sebesar 40,4 persen, sementara Purnomo hanya naik tipis menjadi 46,6 persen.

“Tren elektabilitas Gibran tumbuh dengan cepat antara Juni 2019 ke Januari 2020, dan berlanjut meningkat hingga Juni 2020. Sedangkan tren Purnomo tumbuh sedikit lebih tinggi antara Juni 2019 ke Januari 2020. Namun cenderung menurun lebih rendah di Juni 2020,” terang peneliti dari Solo Raya Polling, Suwardi saat menggelar jumpa pers hasil survei Pilkada Solo 2020, Selasa (23/6).

Setelah Januari 2020, lanjut Suwardi, tren elektabilitas Gibran terus meroket, sedangkan Purnomo anjlok. Hingga pertengahan Juni ini elektabilitas Gibran menyentuh angka 55 persen, Purnomo 36 persen.

Turunnya elektabilitas Purnomo salah satunya disebabkan respons negatif masyarakat terkait keputusan mundurnya dia dari bursa pemilihan wali kota. Ditambah lagi Purnomo justru melakukan manuver politik dengan menerima kembali permintaan untuk maju setelah surat pengunduran dirinya ditolak Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP.

“Kalau kita lihat, terdapat irisan antara kenaikan elektabilitas Gibran dengan penurunan elektabilitas Purnomo ada di bulan Maret. Itu adalah saat pandemi datang. Menurut analisa saya, mesin politik Gibran tetap bekerja dengan membagi sembako terus menerus, sedangkan mesin politik Purnomo tidak bekerja secara masif,” terangnya.

Meski kalah telak dari Gibran soal elektabilitas, Purnomo masih memiliki daya tarik bagi masyarakat Solo. Wakil wali kota ini memiliki angka popularitas 94 persen, kalah tipis dengan Gibran dengan popularitas 99 persen. Di bawah dua sosok tersebut ada nama bakal calon wakil wali kota Teguh Prakosa, 74 persen dan Ketua DPRD Surakarta Budi Prasetyo sebesar 39 persen.

“Popularitas Gibran dan Purnomo sudah sangat matang. Masing-masing di atas 90 persen. Lebih dari yang dibutuhkan oleh seorang kandidat bakal calon kepala daerah, yaitu 80 persen. Kalau ada kandidat sampai enam bulan sebelum pencoblosan belum menembus angka 80 persen, lebih baik balik kanan saja,” kata Suwardi.

Suwardi menjelaskan, survei dilakukan pada 14 hingga 20 Juni 2020 dengan populasi survei adalah penduduk Kota Surakarta yang namanya terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2019. Penarikan sample menggunakan teknik cuplikan random sampling dengan kerangka sample DPT TPS pada titik lokasi survei (TLS).

Distribusi TLS dilakukan dengan memperhatikan sebaran wilayah. Jumlah titik lokasi survei 126 TLS dengan jumlah responden untuk masing-masing TLS delapan orang.

“Dengan demikian, jumlah keseluruhan sampel sebanyak 1.008 responden. Besaran sampel ini memenuhi kriteria tingkat signifikansi pada posisi 95 persen dengan kerapatan tinggi (50:50), dengan margin error 3,5 persen,” jelasnya. (irw/ria)

(rs/irw/per/JPR/JPC)

  • Bagikan